KOMPAS.com — Al Jazeera Media Network, stasiun televisi berita terpandang di Timur Tengah, memangkas 500 karyawannya untuk kembali fokus pada konten digital.
Kebanyakan karyawan yang dipangkas berada di Kantor Pusat Al JAzeera di Qatar.
Jaringan kabel berita ini memang sudah mulai melakukan restrukturisasi sekitar beberapa bulan lalu.
Mostefa Souag, Plt Direktur Jenderal Al Jazeera, mengatakan pemangkasan tersebut dalam pernyataan melalui surat elektronik, Sabtu pekan lalu.
"Kami percaya diri hal ini merupakan keputusan penting untuk mendorong agar kami lebih kompetitif," kata dia.
Januari lalu, Al Jazeera menutup operasi televisi di Amerika Serikat (AS) yang kesulitan mendapatkan pemirsa.
Padahal, Al Jazeera masuk ke pasar AS setelah membayar 500 juta dollar AS ke Current TV milik Al Gore.
Perusahaan televisi ini memproduksi berita in-depth untuk topik reformasi kesehatan, obat di olahraga baseball, serta kekerasan bersenjata di Chicago.
Jaringan televisi ini memiliki kantor di lebih dari 70 kota di dunia. Al Jazeera dalam pengumumannya mengatakan, akan memperluas operasi digital di banyak negara, serta akan membangun platform baru untuk pasar AS.