JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen pada tahun 2016, lebih tinggi dari 4,8 persen pada tahun 2015.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 diprediksi mencapai 5,5 persen di tahun 2017 mendatang.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan naik kembali tahun ini, seiring respons positif konsumen dan investor terhadap upaya Pemerintah memperbaiki investasi publik dan melakukan reformasi struktural," kata Kepala Perwakilan ADB di Indonesia Steven Tabor dalam keterangan resmi, Rabu (30/3/2016).
ADB memandang, di tengah gejolak pasar keuangan global, berbagai reformasi ekonomi yang dijalankan pemerintahan Presiden Joko Widodo telah mampu memperkuat kepercayaan pasar dan membawa hasil positif.
Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk melaksanakan program investasi publiknya yang ambisius.
"Ini guna memperdalam dan mempertahankan momentum reformasi tersebut, demi meningkatkan produktivitas, menarik investasi, dan mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan yang baru," jelas Tabor.
Investasi publik diproyeksikan meningkat pada 2016, seiring menguatnya momentum dari berbagai proyek infrastruktur baru yang dimulai tahun lalu.
Belanja modal publik yang lebih tinggi dan reformasi yang berjalan untuk menderegulasi ekonomi akan memberikan peluang tambahan bagi investasi swasta.
"Konsumsi rumah tangga diprediksi naik pada 2016, sedangkan permintaan eksternal neto diprediksi tidak berkontribusi terhadap pertumbuhan," imbuh Tabor.
Investasi telah naik 5,1 persen pada 2015, bersamaan peningkatan investasi pemerintah di bidang infrastruktur dan digulirkannya berbagai reformasi untuk menarik investor swasta.
Meski awalnya berjalan lambat, investasi publik naik tajam pada paruh kedua 2015 ketika sebagian besar program investasi telah berjalan.
"Reformasi kebijakan pemerintah yang sedang berjalan diperkirakan akan terus menstimulasi investasi swasta, terutama dalam jangka menengah. Pemerintah telah meluncurkan 10 paket reformasi sejak September 2015. Paket-paket ini, bersamaan dengan belanja modal publik yang lebih tinggi, akan terus meningkatkan iklim investasi di Indonesia," papar Tabor.