Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danamon Tetap Pertahankan Program Pasar Rakyat

Kompas.com - 02/04/2016, 23:00 WIB

KOMPAS.com - Hingga kini, PT Bank Danamon Tbk tetap mempertahankan program Pasar Rakyat yang sudah berlangsung sejak 2010. Menurut catatan pada laman danamon.co.id, di bawah Yayasan Danamon Peduli, emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) ini awalnya mengembangkan revitalisasi pasar tradisional bertajuk Pasar Sejahtera. Kata "sejahtera" merupakan kependekan dari sehat, hijau, bersih dan terawat.

Pasar Sejahtera merupakan investasi sosial perusahaan. Bersamaan dengan kegiatan ini, Yayasan Danamon Peduli bekerja sama Danamon Simpan Pinjam (DSP).

Ada empat fokus kegiatan dari Pasar Sejahtera. Pertama, peningkatan kondisi fisik pasar. Kedua, intervensi perubahan perilaku, peningkatan komitmen pemerintah, dan peningkatan dukungan masyarakat.

Sampai sekarang, sudah ada sembilan pasar percontohan dari program tersebut yakni Pasar Ibuh di Payakumbuh (Sumatera Barat), Pasar Tejoagung di Metro (Lampung), Pasar Sindangkasih di Majalengka (Jawa Barat), Pasar Bunder di Sragen (Jawa Tengah), Pasar Grogolan di Pekalongan  (Jawa Tengah), Pasar Baru di Kota Probolinggo dan Pasar Semampir Kabupaten Probolinggo (keduanya di Jawa Timur), Pasar Kemuning di Pontianak (Kalimantan Barat), dan Pasar Lambocca di Bantaeng (Sulawesi Selatan). Dari jumlah tersebut, dua pasar yaitu Pasar Sindangkasih dan Pasar Semampir sudah diserahterimakan kepada pemerintah setempat.

Sementara itu, kegiatan Festival Pasar Rakyat setahun silam telah digelar pada delapan kabupaten/kota yaitu Pasar Tejoagung (Metro Lampung), Pasar Lambocca (Bantaeng), Pasar Rau (Serang), Pasar Kembang (Surabaya), Pasar Baru (Probolinggo), Pasar Ngasem (Yogyakarta), Pasar Lama (Tangerang), dan Pasar Kebon Kembang (Bogor).

Menurut warta Harian Bisnis Indonesia pada Senin (21/3/2015) mengutip pandangan Direktur Perbankan Mikro Bank Danamon Satinder Pal Singh Ahluwalia, pertumbuhan kredit mikro Bank Danamon melalui Danamon Simpan Pinjam pada 2015 turun 23 persen ketimbang 2014 dari posisi Rp 19 triliun (2014) menjadi Rp 14,6 triliun (2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com