Keluar dari Uni Eropa, Ekonomi Inggris Bakal Hilang 5 Persen

LONDON, KOMPAS.com - Apabila Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa, maka Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu akan terpangkas antara 2 hingga 5 persen.

Hal ini berasarkan analisis Michael Browne, fund manager di perusahaan manajemen investasi Martin Currie.

Menurut Browne, "Brexit" akan menimbulkan kerusakan ekonomi yang sama terhadap Inggris seperti resesi tahun 1991 dan 2008 silam.

Tidak hanya memukul sektor konsumsi, namun juga akan berdampak kuat pada lemahnya investasi Inggris di luar negeri.

Padahal, kata Browne, saat ini Inggris tengah mengalami pertumbuhan yang cukup menjanjikan sejak krisis finansial.

"Ini semua tidak akan terjadi dalam semalam, tapi seperti inilah yang akan kita lihat. Anda akan melihat inflasi yang meningkat, melemahnya mata uang, lalu apakah suku bunga akan melonjak? Apakah Anda akan melihat pergerakan ke luar, misalnya setengah juta orang keluar dari Inggris karena memilih kembali pulang ke negaranya untuk memperoleh pekerjaan," ujar Browne, Rabu (6/4/2016).

Bookmaker Ladbrokes kini memprediksi 33 persen peluang bahwa warga Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa pada referendum yang dihelat 23 Juni 2016 mendatang.

Analis di Credit Suisse menyatakan, Brexit akan berdampak pada guncangan ekonomi dan finansial langsung dan simultan untuk Inggris.

Bahkan, Credit Suisse juga melihat kemungkinan anjloknya investasi, perekrutan, dan kepercayaan bisnis.

Beberapa waktu lalu, Konfederasi Bisnis Inggris (CBI) merilis riset independen teranyar, yang menunjukkan Brexit akan berdampak pada hilangnya 100 miliar poundsterling atau 142 miliar dollar AS dan 950.000 tenaga kerja pada tahun 2020.