Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditjen Pajak dan KPK Bersiap Usut Nama-nama di Panama Papers

Kompas.com - 07/04/2016, 19:18 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com — Dua lembaga penegak hukum berjanji akan mengusut dokumen "Panama Papers" setelah dirilis pada Mei 2016 mendatang.

Direktur Penegakan Hukum Ditjen Pajak Yuli Kristiyono mengatakan, pihaknya sudah mulai mengumpulkan ceceran dokumen "Panama Papers" yang bisa diperoleh lebih dulu.

Bidang intelijen dan penyidikan pajak telah mengawali pengumpulan dokumen, mempelajari, dan mulai membandingkannya dengan SPT para wajib pajak.

"Sekarang ini, kami masih mengumpulkan data yang sepotong-sepotong itu. Kami menunggu janji bahwa dokumen itu seluruhnya dirilis pada Mei 2016 nanti," kata Yuli, Kamis (7/4/2016).

Menurut dia, jika SPT pajak dari nama-nama di "Panama Papers" menunjukkan adanya anomali, pihaknya akan melakukan pemanggilan, dan meminta mereka membayar agar semuanya tuntas.

"Bila tidak clear, maka akan ada pemeriksaan," katanya.

Karena itu, kata Yuli, Ditjen Pajak masih menunggu "Panama Papers" ini dirilis.

"Mudah-mudahan lengkap datanya sehingga kami lebih mudah mengerjakannya. Sebentar saja itu (pengerjaannya). Datanya detail sekali, bila dilihat (dari beberapa dokumen yang telah diperoleh), mulai transaksinya berapa, nomor paspornya, bisnis apa," kata Yuli.

Bocornya dokumen "Panama Papers", kata Yuli, patut disyukuri. Menurut dia, ini merupakan kesempatan untuk menyelamatkan pendapatan negara. Karena itu, ia berharap, warga negara Indonesia yang tersangkut dengan dokumen itu nantinya tidak mempersulit proses ini.

"Itu uang untuk negara yang nantinya digunakan untuk membangun sekolah, rumah sakit, infrastruktur, dan lainnya. Mudah-mudahan mereka sadar bahwa data seperti itu, uangnya seperti itu, ternyata SPT-nya kecil. Jadi, sebelum dipanggil, lebih baik bayar dulu. Itu akan lebih baik," katanya.

KPK mendalami

Tidak hanya lembaga otoritas pajak, Komisi Pemberantasan Korupsi juga telah memutuskan untuk mendalami temuan ini.

Ketua KPK Agus Rahardjo menuturkan, pihaknya akan melakukan penelitian. "Yang pasti, kami memutuskan akan mendalami (dokumen 'Panama Papers')," kata Agus.

KPK tidak serta-merta melibatkan diri ke sana karena keterbatasan dari sisi jumlah penyidik.

Untuk itu, mereka berencana merekrut tenaga penyidik. Dengan rasio yang sehat antara jumlah penyidik dan kasus yang ditangani, kasus "Panama Papers" tentu tak luput dari penyidikan KPK.

"Kami merekrut orang karena tenaga KPK sangat kurang. Penyidiknya saja hanya 92 orang, dengan jumlah kasus yang banyak sekali," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Whats New
Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Whats New
Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Whats New
Rupiah Tembus Rp 16.100, Menko Airlangga: karena Dollar AS Menguat

Rupiah Tembus Rp 16.100, Menko Airlangga: karena Dollar AS Menguat

Whats New
IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com