JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) dalam Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) melaporkan, kinerja sektor industri pengolahan pada kuartal I 2016 masih dalam tekanan kontraksi.
Ini diindikasikan dari saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar -0,77 persen, dibandingkan -0,34 persen pada kuartal sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan nilai Prompt Manufacturing Index (PMI) kuartal I 2016 yang sebesar 46,69 persen.
Angka tersebut, kata BI, lebih rendah dibandingkan 48,23 persen pada kuartal IV 2015.
"Kontraksi pada sektor industri pengolahan terutama disebabkan kontraksi pada indeks volume pesanan dan indeks tenaga kerja yang tercatat masing-masing sebesar 45,21 persen dan 46,61 persen," tulis BI dalam keterangan resmi, Senin (11/4/2016).
Kegiatan usaha pada kuartal II 2016, secara kuartalan diperkirakan mengalami ekspansi. Hal ini terindikasi dari SBT kegiatan usaha pada kuartal II 2016 sebesar 18,29 persen.
Ekspansi kegiatan usaha terutama diperkirakan terjadi pada sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel & restoran dengan SBT masing-masing sebesar 3,95 persen dan 2,47 persen.
Adapun ekspansi kegiatan usaha sektor industri pengolahan pada kuartal II 2016 juga terindikasi dari nilai Prompt Manufacturing Index (PMI) kuartal II 2016 sebesar 51,37 persen.
"Ekspansi sektor industri pengolahan terutama didorong ekspansi indeks volume produksi dan indeks volume persediaan barang jadi masing-masing sebesar 60,55 persen dan 50,52 persen," ungkap bank sentral.