Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Meja KompasTV: Ini "Siasat Menteri Susi" Lakukan Efisiensi Anggaran

Kompas.com - 14/04/2016, 05:15 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Kompas TV

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dikenal pandai menghemat anggaran. Berkat hal itu, triliunan rupiah uang negara bisa diselamatkan dari ketidakefisienan.

Nah, dalam segmen acara Talkshow Satu Meja bersama Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Budiman Tanuredjo, Rabu (13/4/2016), Menteri Susi "blak-blakan" mengenai cara dia melakukan efisiensi anggaran tanpa mengganggu program utamanya.

Cara ini dia lakukan selama 17 bulan menjabat "nahkoda kapal" di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Menurut dia, salah satu cara untuk memangkas inefisiensi anggaran adalah dengan cara memangkas kata-kata bersayap di dalamnya seperti kata "pemberdayaan", "penguatan", "sinkronisasi", dan sebagainya.

"Misal membuang kata pemberdayaan menjadi lebih konkrit dan fokus. Tinggal buang kata itu, ganti dengan, mau beli kapal. Nah, ukurannya apa, harga gimana, jadi lebih jelas," kata dia.

Susi mengaku, banyak belajar menyusun anggaran dengan rekan-rekannya di KKP. Ia banyak belajar ketika anggaran yang disusun banyak terbuang percuma tanpa tahu ke mana arahnya.

"Misal satu kegiatan, namanya "Penguatan Pengembangan dan Pembangunan Kapasitas Pusat Tahanan", itu tiap kata ternyata ada biayanya sendiri-sendiri. Padahal, intinya hanya mau membangun sel untuk tahanan kan?"

Dengan cara lebih konkrit dan fokus tersebut, Susi dengan gampang menata kinerja dan mengontrol  para direktur jenderal dibawahnya. Sebab para dirjen tidak menjadi "overlapping" tugas namun sudah mengerti bagiannya masing-masing.

"Resistensi ada. Tapi dengan memagari bahsa bersayap itu pada 20 persen operasional dan 8- persen stakeholder, saat ini 15 persen efisiensi is good enough daripada dulu, bisa sampai 50 persen," lanjut dia.

Berdasarkan catatan Kompas.com akhir Desember tahun lalu, KKP mengembalikan Rp 1,5 triliun ke kas negara, atau 15 persen dari pagu APBN Perubahan sebesar Rp 10,5 triliun.

Sementara pada rapat kerja dengan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jakarta, Rabu (13/4/2016), Menteri Susi kembali mengajukan pemotongan anggaran kementeriannya sebesar Rp 2,9 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (R-APBNP) 2016.

Menurut Susi, dengan efisiensi dari pembelanjaan non-operasional, maka total pagu KKP tahun 2016 yang akan dipergunakan hanya Rp 10,87 triliun untuk R-APBNP 2016.

Sebagai informasi, APBN 2016 mengalokasikan pagu KKP sebesar Rp 13,8 triliun. Anggaran yang diterima KKP tiap tahun mengalami peningkatan. Dalam APBN 2014 lalu, pagu KKP hanya Rp 6,5 persen.

"APBN 2016 KKP difokuskan untuk kegiatan lebih produktif lagi. Kepentingan stakeholders dialokasikan (hampir) 80 persen dari anggaran total KKP. Porsi belanja di luar kepentingan stakeholders hanya 28,7 persen," pungkas Susi.

Kompas TV Menteri Susi Tiba Di Pangandaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com