NEW YORK, KOMPAS.com - Bank asal Amerika Serikat, Goldman Sachs, melaporkan penurunan laba sebesar 60 persen. Capaian ini merupakan capaian kuartal pertama terburuk sejak CEO Lloyd Blankfein menjabat pada tahun 2006 silam.
Pendapatan bersih Goldman Sachs turun menjadi 1,14 miliar dollar AS atau 2,68 dollar AS per lembar saham dari sebelumnya 2,84 miliar dollar AS atau 5,94 dollar AS per lembar saham pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, pendapatan perusahaan anjlok 40 persen menjadi 6,34 miliar dollar AS, meleset dari estimasi 6,69 miloar dollar AS.
"Ini adalah kuartal yang sebaiknya dilupakan saja. Return on equity (RoE) Goldman Sachs yang mencapai 6,4 persen sama sekali tidak mencerminkan Goldman Sachs dan di bawah angka yang dianggap nyaman oleh investor, yakni 11 persen," ujar Glenn Schorr, analis di Evercore ISI.
Blankfein mencoba mengurangi turunnya penjualan obligasi selama bertahun-tahun karena gejolak pasar dan regulasi yang ketat.
Ia melakukan dorongan pemangkasan biaya terbesar selama bertahun-tahun. Pertanyaannya adalah apakah pemangkasan biaya ini cukup memuaskan investor.
Saham Goldman Sachs anjlok 0,8 persen pada perdagangan sesi pagi di bursa New York. Saham Goldman Sachs telah anjlok 13 persen tahun ini, bila dibandingkan dengan penurunan 10 persen pada indeks Standard & Poor’s 500 Financials Index.
Beban operasional turun 29 persen menjadi 4,76 miliar dollar AS. Goldman Sachs membayarkan 2,66 miliar dollar AS untuk kompensasi dan tunjangan, atau 42 persen dari pendapatan.
Adapun beban non kompensasi turun 6 persen menjadi 2,10 miliar dollar AS. Ini adalah yang terendah dalam kurun hampir 7 tahun.
Goldman Sachs adalah bank terbesar AS terakhir yang melaporkan kinerja keuangan. Bank besar lain, Morgan Stanley, mengalami penurunan pendapatan dari sisi pendapatan tetap dan perdagangan ekuitas karena memangkas biaya.
Langkah ini juga diikuti oleh JPMorgan Chase & Co., Bank of America Corp., dan Citigroup Inc.