Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Terendah Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan di Level 5,5 Persen

Kompas.com - 20/04/2016, 16:16 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah menyusun pagu indikatif asumsi dasar ekonomi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Pertumbuhan ekonomi dalam pagu indikatif 2017 ditargetkan paling rendah di level 5,5 persen.

Angka ini lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2016 yang ada di level 5,3 persen. Adapun target paling optimisnya, ekonomi tahun depan tumbuh sampai 5,9 persen.

"Kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2017 akan disampaikan kepada DPR RI selambatnya 20 Mei 2016, guna dilakukan pembahasan dalam pembicaraan pendahuluan," ucap Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo dalam Musrenbangnas 2016, mewakili Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, Jakarta, Rabu (20/4/2016).

Mardiasmo menyampaikan, dari sejumlah asumsi dasar ekonomi makro 2017, proyeksi atas lifting minyak dan gas bumi serta harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) terlihat mengalami penurunan.

"Lifting minyak bumi yang masih terus menurun ini harus kita tahan agar tidak terus turun. Juga ICP yang cenderung turun, meski ada perbaikan (dari realisasi Maret)," kata Mardiasmo.

Dalam pagu indikatif 2017, asumsi lifting minyak sebesar 740.000 hingga 750.000 barel per hari (bph). Angka ini lebih rendah dibandingkan target dalam APBN 2016 yang berada di level 830.000 bph.

Adapun realisasi Maret 2016, rata-rata lifting minyak sebesar 785.200 bph. Sementara itu, asumsi lifting gas antara 1,050 juta hingga 1,150 juta barel setara minyak per hari. Angka ini pun lebih rendah dibandingkan target dalam APBN 2016 yang mencapai 1,155 juta barel setara minyak per hari.

Rata-rata realisasi lifting gas per Maret 2016 sebesar 1,234 juta barel setara minyak per hari. Dalam pagu indikatif 2017, ICP diasumsikan di rentang 35 dollar AS per barel hingga 45 dollar AS per barel.

Asumsi ini drop dibandingkan target dalam APBN 2016 yang berada di level 50 dollar AS per barel. Hingga kuartal-I 2016, rata-rata realisasi ICP sebesar 30,2 dollar AS per barel.

Mardiasmo juga menyampaikan, indikator asumsi makro yang lain seperti kurs dan inflasi nampak membaik.

Estu Suryowati/KOMPAS.com Pagu indikatif 2017.
Dalam pagu indikatif 2017, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di rentang 13.700 hingga 14.200. Level optimis asumsi kurs (13.700) lebih baik dibandingkan target dalam APBN 2016 yang berada di level 13.900.

Hingga kuartal I 2016, rata-rata realisasi kurs bergerak di level 13.276 hingga 13.527. Adapun inflasi diasumsikan dalam pagu indikatif 2017 bergerak antara 3 persen hingga 5 persen. Sedangkan Suku Bunga SPN 3 Bulanan di rentang 5,5 persen hingga 6,5 persen.

Kompas TV RI Terjebak di Negara Berpendapatan Menengah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com