Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tanggapan Bankir Soal Suku Bunga Acuan Baru BI

Kompas.com - 20/04/2016, 19:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengumumkan reformulasi kebijakan suku bunga acuan dari BI Rate menjadi BI 7-Day Reverse Repo Rate. Penggunaan suku bunga acuan baru bank sentral ini efektif berlaku mulai 19 Agustus 2016 mendatang.

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, penggunaan BI 7-Day Reverse Repo Rate akan melonggarkan likuiditas yang ketat.

Selain itu, penggunaan suku bunha acuan baru ini pun akan memperdalam pasar uang.

"Ini yang penting fluktuasi likuiditas cukup berat waktu lebaran dan awal tahun. Kalau waktu fase itu likuiditas ketat, pendalaman pasar ada, kami harapkan BI Repo rate diperbesar di waktu-waktu ketat," kata Tiko, panggilan akrab Kartika, di Jakarta, Rabu (20/4/2016).

Tiko mengungkapkan, reformulasi kebijakan suku bunga BI ini juga akan mendorong bank agar dapat memanfaatkan Lending Facility yang dimiliki oleh BI. Dengan demkian, bank tidak akan terpaku oleh likuiditas yang berasal dari deposito.

"Lending Facility-nya BI juga bisa mulai dimanfaatkan. Bank waktu likuiditas ketat mulai memanfaatkan deposito harga mahal. Kalau cuma andalkan yang mahal maka referensiya jadi tidak in-line," ungkap Tiko.

Senada dengan Tiko, Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto mengatakan, penggunaan suku bunga acuan baru BI akan meningkatkan likuiditas perbankan, khususnya di pasar uang antar bank yang rata-rata berjangka pendek.

Suprajarto mengakui, memang skema acuan dengan tenor 7 hari tersebut hanya akan mempengaruhi likuiditas jangka pendek di pasar uang. Namun, ia menyatakan perseroan akan memaksimalkan hal itu.

"Kami usahakan untuk maksimal. Memang harusnya kita sendiri yang harus mengoptimalkannya, kita manfaatkan itu," ujar Suprajarto di kantornya, Selasa (19/4/2016).

Kompas TV BI Rate Landai, Risiko Investasi Turun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com