Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Sektor Industri Ini Mendominasi KUR BNI Garut

Kompas.com - 21/04/2016, 18:40 WIB

KOMPAS.com - Hingga kini, dua sektor industri yakni kerajinan kulit dan dodol mendominasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk Kantor Cabang Utama Kabupaten Garut, Jawa Barat. Syaiful Jamal, pemimpin cabang BNI di kota tersebut mengemukakan hal itu pada Sabtu (16/4/2016) pekan lalu.

Untuk tahun ini, kata Syaiful, target KUR BNI Garut mencapai angka Rp 29 miliar. Sementara itu, sampai dengan Maret 2016, total penyaluran KUR sudah menyentuh angka 50,8 persen. "Untuk kulit, insya Allah bulan ini bisa terealisasi (KUR) hampir Rp 9 miliar," tuturnya seraya menambahkan bahwa kerajinan kulit dan dodol dalam kinerja BNI Garut masuk dalam kategori perdagangan. (Baca: Gubernur Aher Pun Terkecoh Akar Wangi)

Josephus Primus Tempat tisu dari akar wangi produksi Zocha Graha Kriya di Jalan Pakuwon Nomor 10, Garut, Jawa Barat.

Catatan Syaiful juga menunjukkan pada kategori perdagangan, penyaluran KUR terbesar untuk toko kelontong yang mencapai 40 persen. Sementara, KUR untuk dodol ada di kisaran 15 persen.(Baca: Juragan Dodol Ini Punya Dua Kiat Meraih Sukses)

Sampai kini, kata Syaiful pihaknya mencatatkan angka nol untuk kredit macet (NPL) KUR. Lalu, jumlah debitur ada 200.

Josephus Primus Merek-merek dodol garut produksi Haji Uyud. Dalam upayanya agar memiliki basis usaha yang lebih stabil dan berkesinambungan, Uyud menerima tawaran BNI untuk mengalihkan pinjamannya dari kredit bersuku bunga tinggi menjadi 9 persen melalui BNI Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com