Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tiga Alasan Masyarakat Indonesia Ogah Investasi Reksa Dana

Kompas.com - 24/04/2016, 13:09 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Tingkat literasi masyarakat Indonesia akan produk layanan jasa keuangan masih tergolong kecil. Bahkan, produk jasa keuangan yang paling rendah tingkat literasinya adalah produk pasar modal, termasuk reksa dana.

Presiden Direktur PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) Legowo Kusumonegoro, mengatakan, jumlah investor reksa dana di Indonesia yang masih amat sedikit menjadi tantangan bagi industri pasar modal, khususnya yang menangani reksa dana. Padahal, produk reksa dana sudah diperkenalkan sejak tahun 1996 silam.

"Total penduduk kita mencapai sekitar 250 juta, di mana 70 juta di antaranya adalah kelas menengah."

"Akan tetapi, investor pasar modal jumlahnya tidak sampai 500.000. Investor reksa dana tidak lebih dari 300.000," kata Legowo di Eduplex Coworking Space, Bandung, Sabtu (23/4/2016).

Legowo tidak memungkiri, kelemahan industri pasar modal adalah tidak bisa mensosialisasikan produk reksa dana sama halnya seperti produk perbankan.

Pada akhirnya, pihak MAMI pun melakukan sebuah survei kepada para nasabah tentang rendahnya minat untuk berinvestasi di reksa dana yang disimpulkan dalam tiga alasan utama.

"Alasan pertama adalah mereka tidak mengerti bahwa mereka harus investasi. Kedua, mereka bilang tidak ada uangnya. Begitu gajian, gajinya hanya transit, untuk membayar tagihan, cicilan, atau belanja, lalu kalau ada sisa itulah yang ditabung," ujar Legowo.

Adapun alasan ketiga, masyarakat tidak bisa membedakan antara investasi dengan menabung. Padahal, kedua kegiatan ini jelas memiliki definisi dan tujuan yang berbeda.

"Menabung itu mengumpulkan uang sehingga bisa dibelanjakan untuk sesuatu yang lebih berharga, tapi tidak ada tujuan yang memastikan hasil tabungan ini bisa mempunyai nilai yang sama di kemudian hari," ungkap Legowo.

Kompas TV Kapan Waktu Yang Tepat Berinvestasi Reksa Dana?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com