Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upayakan Tumbuh Berkelanjutan, BTPN Tak Bagi Dividen Sejak 2008

Kompas.com - 29/04/2016, 14:44 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) memutuskan untuk tidak membagi dividen ke para pemegang saham. Perseroan memutuskan untuk menetapkan laba bersih 2015 sebesar Rp 1,7 triliun sebagai laba ditahan.

Direktur sekaligus Corporate Secretary BTPN Anika Faisal mengatakan, BTPN sudah sejak 2008 tidak membagi dividen ke pemegang saham.

"Kami tidak bagi dividen sejak 2008, semua laba di 2015 dimasukan sebagai return earning," ujar Anika kepada wartawan di Jakarta, Jumat (29/4/2016).

Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan, keputusan pemegang saham untuk tidak mengambil dividen selama delapan tahun kebelakang merupakan refleksi komitmen jangka panjang dari para pemegang saham agar BTPN dapat tumbuh berkelanjutan.

"Pemegang saham menyepakati untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2015, Perseroan tidak membagikan dividen," imbuh Jerry.

Selain menyepakati laporan keuangan Perseroan dan penggunaan laba bersih, BTPN juga menyatakan berakhirnya masa jabatan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan periode 2013 hingga 2016.

RUPST menyepakati pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris baru. Adapun jajaran Direksi akan diisi Jerry Ng sebagai Direktur Utama, Ongki W Dana sebagai Wakil Direktur Utama, Djemi Suhenda sebagai Wakil Direktur Utama.

Anika Faisal, Kharim Indra Gupta Siregar, Arief Harris Tandjung dan Wolf Arno Kluge ditetapkan sebagai Direktur.

Sedangkan jajaran Komisaris dijabat oleh Mari Elka Pangestu sebagai Komisaris Utama (Independen), Irwan Mahjudin Habsjah, Arief Tarunakarya Suryowidjojo sebagai Komisaris (Independen), dan Chow Ying Hoong dan Hiroshi Higuma sebagai Komisaris.

Kompas TV Beban Pencadangan Bank Alami Lonjakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com