Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Ubah Jalur Penerbangan karena Turbulansi Dianggap Tidak Tepat

Kompas.com - 09/05/2016, 17:16 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengubah jalur penerbangan akibat turbulansi hebat dua pesawat pekan lalu dinilai tidak tepat.

Pengamat penerbangan Gerry Soejatman menuturkan, turbulansi merupakan risiko dari gejala alam yang tidak bisa ditangani dengan suatu peraturan.

"Karakteristik random dari turbulensi di cuaca cerah, adalah hal (yang) enggak (bisa) dipecahkan dengan sebuah peraturan,"ujar Gerry saat dihubungi, Jakarta, Senin ( 9/5/2015).

Menurut dia, dengan karakterstik acak itu, turbulansi pesawat tidak bisa diprediksi secara tepat.

Dari metode prediksi turbulansi yang ada, kesuksesannya hanya 3 persen.

Ia mengatakan, pesawat yang berada di wilayah, ketinggian, dan kecepatan sama dengan pesawat Etihad atau Hong Kong Airlines, belum tentu mengalami turbulansi seperti yang dialami oleh kedua pasawat tersebut.

"(Pemerintah) enggak perlu takut ada apa-apa kalau memang sudah melakukan apa yang dibutuhkan. Tidak perlu memaksakan (mengubah jalur penerbangan)," kata Gerry.

Selama ini tutur Gerry, antisipasi turbulensi sudah dijalankan oleh maskapai kepada para penumpang untuk meminimalisir korban.

Antisipasi itu berupa himbauan agar penumpang tetap menggunakan sabuk pengaman ketika lampu sabuk pengaman dimatikan.

"Terkena turbulensi bukan berarti ada yang lengah atau ada yang salah," kata Gerry.

Sebelumnya, Kemenhub membuka peluang mengubah sejumlah jalur penerbangan. Hal itu menyusul terjadinya turbulensi hebat dua maskapai yakni Etihad Airways EY-474 dan Hong Kong Airlines CRX-6704/ HX-6704 pada pekan lalu.

"Kemenhub (bisa) membuat jalur baru jika ada CAT (Clear Air Tubulence) atas info dari Pilot," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo kepada Kompas.com.

Kompas TV Belum Ada Alat Yang Bisa Deteksi Turbulensi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com