Hingga Wafat, Warga Inggris Tak Bisa Lunasi Hipotek Properti

LONDON, KOMPAS.com - Harga properti di Inggris melesat begitu tinggi. Pada saat yang sama, upah tidak naik, sehingga warga Inggris akan sulit melunasi hipotek properti mereka bahkan hingga mereka meninggal dunia.

Baru-baru ini, perusahaan pemberi kredit properti Inggris Nationwide menaikkan batas usia bagi nasabah untuk melunasi hipotek properti mereka sebanyak 10 tahun. Dengan demikian, batas usia nasabah untuk melakukan pelunasan adalah 85 tahun.

Akan tetapi, rata-rata usia harapan hidup warga Inggris adalah 81 tahun. Artinya, ada kemungkinan warga Inggris wafat dalam keadaan belum melakukan pelunasan hipotek properti.

Pembatasan usia baru yang ditetapkan Nationwide mulai diberlakukan pada Juli 2016 mendatang. Artinya, warga berusia 60 tahun bisa mengambil pinjaman dengan tenor 25 tahun.

Pekan lalu, Halifax, perusahaan serupa, juga meningkatkan batas usia nasabah dalam melakukan pelunasan menjadi 75 hingga 80 tahun.

Sementara itu, perbankan seperti Santander membatasi usia nasabah dalam melakukan pelunasan pada usia 75 tahun.

Adapun batas usia yang ditetapkan oleh Barclays dan Royal Bank of Scotland adalah 70 tahun.

Rata-rata harga rumah di Inggris berdasarkan data Office for National Statistics adalah 291.504 poundsterling atau Rp 5,6 miliar per unit (kurs Rp 19.304,87 per 1 poundsterling). Sementara itu, harga properti rata-rata di ibukota London adalah 551.000 poundsterling atau Rp 10,6 miliar per unit.

Lembaga kajian Resolution Foundation menaksir, agar bisa membeli properti dengan harga tersebut, maka rata-rata pendapatan warga Inggris setidaknya harus berada pada kisaran 24.300 poundsterling atau Rp 496,1 juta per tahun.

Adapun rata-rata rumah tangga berpendapatan rendah atau menengah mengalokasikan 26 persen gaji mereka untuk membayar sewa rumah pada tahun 2016.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan 18 persen pada tahun 2015. Sementara itu, mereka yang tinggal di London mengalokasikan 28 persen gaji mereka untuk rumah.