Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Unik Bank Indonesia Edarkan Rupiah di Pasar Terapung Kalimantan

Kompas.com - 12/05/2016, 17:40 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

BANJARMASIN, KOMPAS.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan (KPwBI Prov Kalsel) melakukan kegiatan pengedaran uang dan kas keliling.

Dalam rangka mendistribusikan uang rupiah layak edar dan mendukung kelancaran transaksi pembayaran masyarakat, KPwBI Prov Kalsel melakukan kegiatan kas keliling menggunakan perahu di pasar terapung Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Harymurthy Gunawan selaku Kepala KPwBI Prov Kalsel, Pada Kamis (12/5/2016).

"Kas keliling adalah bagian dari kegiatan clean money policy yang merupakan kebijakan BI untuk menyediakan uang rupiah yang layak edar bagi masyarakat," ujar Andiwiana S, Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia.

"Selain itu kegiatan kas keliling atau penukaran uang bagi masyarakat bertujuan agar masyarakat dapat memiliki uang dengan pecahan yang sesuai dengan kebutuhan mereka," tambah Andi.

Pada tahun 2016, kegiatan kas keliling di pasar tradisional dan pasar terapung (periode 1 Januari sampai 30 April) telah dilaksanakan oleh KPwBI Prov Kalsel sebanyak 7 kali dengan nominal realisasi mencapai Rp 350 juta.

Kegiatan kas keliling ini telah secara rutin dilakukan oleh KPwBI Prov Kalsel pada tahun 2015.

Berdasarkan data, kegiatan kas keliling telah dilaksanakan di 11 kabupaten yang ada di Prov Kalsel.

Total frekuensi kegiatan sebanyak 46 kali dengan nominal realisasi Rp 52 miliar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com