SUKABUMI, KOMPAS.com -Penggunaan transaksi keuangan non tunai di Indonesia masih minim, hanya 13 persen masyarakat yang menggunakannya. Penyebabnya, masih banyak wilayah di Indonesia yang belum melek teknologi informasi (TI) dan terjangkau internet.
"Masyarakat yang melakukan transaksi tunai memang masih mendominasi," ungkap Asisten Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), Irine Heniwati kepada Kompas.com, di Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (12/5/2016).
Irine hadir di Sukabumi selaku pembicara dalam Sosialisasi Keuangan Non Tunai bagi Pelaku Industri Kreatif dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Kota dan Kabupaten Sukabumi, di Kota Sukabumi.
Menurut Irine, pencanangan penggunaan transaksi non tunai ini baru berjalan dua tahun sejak 14 Agustus 2014. "Selama ini selain di Jakarta, juga kota-kota besar sudah banyak yang menggunakan transaksi non tunai. Namun mayoritas di pulau Jawa," ujar dia.
Internet
Anggota DPR RI, Heri Gunawan mendorong agar BI terus melakukan sosialisasi transaksi non tunai. Hambatannya, menurut dia, yakni ketergantungan jenis transaksi ini pada jaringan internet.
"Diharapkan ada keberpihakan dari pemangku kepentingan, terutama para provider jaringan internet, agar bisa membangun BTS yang besar dan lebih kuat lagi," ujar Heri, anggota Komisi XI DPR RI, yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jabar 4 Kota dan Kabupaten Sukabumi ini.
Endud Badrudin, Ketua Bumi Kreatif (Sukabumi Creative Association), asosiasi pekerja kreatif di Sukabumi, mengakui pelaku industri kreatif dan UMKM di Sukabumi masih rendah dalam pengunaan transaksi non tunai.
Oleh sebab itu, pihaknya menggandeng BI untuk mensosialisasikan transaksi non tunai. "Alhamdulillah peserta sosialisasi dari para pelaku UMKM ini banyak, malah melebih target," ujar Endud.