Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi ratusan Miliar, RNI Manfaatkan Ampas Tebu Jadi Pembangkit Listrik

Kompas.com - 13/05/2016, 07:30 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Rajawali Nusantara Indonesia Persero (RNI) berencana memanfaatkan ampas tebu untuk dijadikan pembangkit listrik dengan skema cogeneration.

Direktur utama PT RNI (Persero) Didik Prasetyo mengatakan sekarang ini proses pembangunan itu sampai dengan kajian kelayakan.

"Sekarang kami menjajakan kerja sama dengan mitra, tapi mitranya belum bisa kami sampaikan. Karena kalau belum jadi kan repot," ujarnya saat diwawancarai, di Jakarta, Kamis (12/5/2016).

Didik menjelaskan pembangkit listrik ampas tebu akan dibangun di daerah Jatituju, Cirebon. Pembangunan ini bertujuan untuk memenuhi pasokan listrik di pabrik gula di daerah sekitarnya.

Namun, ia tidak merinci berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan pembangkit listrik ampas tebu itu. Ia juga tidak memberitahukan berapa daya yang didapat dalam pembangkit listrik dari ampas tebu itu.

"Investasinya ratusan miliar, saya harap sih 2018 udah jalan," ucapnya.

Dalam pembangunan pembangkit listrik yang menjadi penanggung jawab adalah anak usaha dari PT RNI (Persero) yaitu PT Pabrik Gula (PG) Rajawali II.

Mini Hidro

Sebelumnya, PT RNI (Persero) juga sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTMH) di Solok Selatan, Sumatera Barat.

Dalam pembangunan PLTMH itu PT RNI (Persero) menunjuk anak usahanya PT Mitra Kerinci yang bekerja sama dengan anak usaha dari PT Brantas Abipraya, yaitu PT Brantas Energi, sebagai pelaksana proyek.

"Mudah-mudah tahun ini kami bisa bangun, itu kan masa pembangunan sekitar 15-18 bulan. Tahun depan mudah-mudahan sudah mengalir listriknya," ucapnya. 

Pembangunan PLTMH itu membutuhkan dana sebesar Rp 400 miliar-Rp 450 miliar yang sebagian besar dananya dikeluarkan oleh PT Mitra Kerinci.

Kompas TV Kapal Pembangkit Listrik Tiba di Indonesia

Total daya yang dihasilkan dalam PLTMH sebesar 15,8 mega watt (MW) untuk mengaliri listrik perkebunan teh hijau dan masyarakat sekitarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com