Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali dalam 20 Tahun, Penjualan Alkohol Global Anjlok

Kompas.com - 16/05/2016, 08:56 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN Money

LONDON, KOMPAS.com - Penjualan minuman beralkohol di seluruh dunia mengalami penurunan tajam pada tahun 2015.

Penurunan tersebut, menurut biro riset Euromonitor International merupakan penurunan pertama kalinya dalam 20 tahun.

Analis Euromonitor Spiros Malandrakis menyatakan, penurunan tajam dalam konsumsi alkohol dunia terakhir kali terjadi pada akhir era 1990-an silam. Krisis finansial yang terjadi di Asia berimbas pada konsumsi minumal alkohol.

Meskipun penjualan minuman alkohol dalam kurs dollar AS meningkat 2 persen pada tahun 2015, namun volume konsumsi minuman alkohol secara umum turun 0,7 persen.

Penurunan umumnya terjadi di negara-negara emerging markets utama dunia. China, yang merupakan negara peminum alkohol terbesar dunia, mengalami penurunan konsumsi sebesar 3,5 persen pada tahun 2015 akibat perlambatan ekonomi.

Konsumsi di Brazil dan kawasan Eropa Timur juga turun masing-masing 2,5 dan 4,9 persen. Brazil tengah mengalami kejatuhan ekonomi yang parah selain juga krisis politik akibat korupsi.

Sementara itu, perselisihan antara Ukraina dan Rusia pun ikut mempengaruhi industri minuman beralkohol.

Secara umum, industri alkohol dipandang sebagai sektor yang aman bagi investor. Pasalnya, ada kecenderungan orang mengonsumsi minuman beralkohol dalam waktu susah ataupun senang. Akan tetapi, anggapan demikian tampaknya tak berlaku lagi.

"Pertumbuhan yang dulunya pernah solid dan terjadi terbukti tidak lagi terlalu solid," ujar Malandrakis.

Ia mengatakan, rum dan vodka adalah jenis minuman beralkohol yang mengalami performa penjualan terburuk tahun lalu. Namun demikian, gin Inggris premium, wiski Irlandia, dan wiski Jepang kini kian populer.

Adapun 5 negara peminum alkohol terbesar dunia adalah China, yang diikuti oleh Amerika Serikat. Selanjutnya adalah Brazil, Jerman, dan Rusia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN Money
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com