Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Ekspor Makanan-Minuman ke Korsel, Indonesia Perkuat Tiga Fokus

Kompas.com - 17/05/2016, 09:45 WIB
Aprillia Ika

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com – Impor produk makanan dan minuman (mamin) Korea Selatan (Korsel) dari Indonesia relatif masih kecil sekitar 70,1 juta dollar AS. Angka ini hanya 0,78 persen dari keseluruhan total impor produk mamin Korsel dari dunia.

Fakta ini mendorong Duta Besar RI di Korsel, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Busan, dan Atase Perdagangan memperkuat tiga fokus guna meroketkan nilai ekspor mamin ke Korsel.

"Ada tiga fokus yang harus menjadi perhatian eksportir Indonesia agar produk yang ditawarkan ke pasar Korsel dapat bersaing dengan produk dari negara lain yaitu fokus pada mutu, fokus pada harga, dan fokus pada kemasan," tegas Duta Besar RI untuk Korea Selatan, John A. Prasetio, melalui keterangan resminya ke Kompas.com.

Tiga fokus ini mulai diwujudkan dalam pameran "Seoul Food and Hotel 2016" di Kintex, Seoul, Korsel pada 10-13 Mei 2016 ini. Kolaborasi Kedutaan Besar RI, Atase Perdagangan, dan ITPC Busan membuat pameran ini banyak diapresiasi pengunjung, terutama pengusaha.

Korsel sangat potensial bagi produk mamin Indonesia. Sektor ini menjadi salah satu bisnis yang berkembang. Dengan jumlah penduduk sebanyak 51,3 juta jiwa, pendapatan per kapitanya sebesar 33.200 dollar AS dan daya beli masyarakat tergolong sangat tinggi. Pameran ini menjadi peluang produk mamin Indonesia untuk makin dikenal luas masyarakat Korsel.

“Pameran ini berhasil meningkatkan jumlah frekuensi kontak dan kontrak dagang antara pengusaha Indonesia dengan pengusaha Korea Selatan,” ujar Prasetio.

Selama pameran, para importir, agen penjualan, serta distributor produk mamin di Korea Selatan bertemu secara langsung dengan eksportir produk mamin terbaik dari Indonesia.

"Pameran ini makin meningkatkan peran dunia usaha dalam melakukan penetrasi pasar dan promosi ekspor. Para pengusaha juga dapat pelajaran berharga karena mengetahui kekuatan dan kelemahan produk yang dimiliki maupun produk dari negara pesaing," katanya.

Paviliun Indonesia menampilkan 16 perusahaan mamin terkemuka antara lain PT. Helmigs Prima Sejahtera, PT. Siantar Top, PT. Indowoyang, PT. Manohara Asri, CV. Roemah Snack Mekarsari, dan PT. Coco Sugar Indonesia.

Juga menampilkan PT. Pondan Pangan Makmur Indonesia, PT. Fruit–Ing Indonesia, PT. STTC, PT. Toba Agro Mandiri, PT. Kalbe Internasional, CV. Intrafood, PT. Altar Mass, PT. Bahtera Wiraniaga Internusa (Pronas), PT. Pacific Eastern Coconut Utama, dan PT. Monde Mahkota Biskuit.

Produk yang dipamerkan juga sangat beragam di antaranya adalah healthy drink, frozen sweet potato, roasted peanuts, wafer, biscuit, banana chips, cassava chips, sweet potatos chips, coconut sugar organic, ice cream mix, pudding mix, coffee mix, coffee bean, instant coffee, canned coffee, tobacco product, red bean, dry radish, hydro coco, organic ginger drink, canned corned beef/chicken, dan beberapa makanan kecil lainnya.

Tidak kurang dari 1.400 perusahaan berpartisipasi dalam pameran ini. Di samping peserta lokal, berbagai perusahaan dari mancanegara juga turut berpartisipasi. Selain Indonesia, terdapat sekitar 50 negara lainnya yang juga berpartisipasi pada pameran ini, baik dari Asia, Eropa, Amerika, Australia, Afrika, serta Timur Tengah.

Pameran Seoul Food and Hotel merupakan pameran internasional yang diadakan setiap tahun. Pada 2015, pameran yang menempati area seluas 76.121 m2 itu diikuti sebanyak 1.300 perusahaan dari berbagai negara dan dikunjungi lebih dari 45.245 orang pengunjung.

“Kami optimis partisipasi pada pameran ini dapat mendongkrak nilai ekspor produk nonmigas Indonesia ke Korea Selatan yang belakangan ini menunjukan penurunan,” terang Prasetio.

Berdasarkan catatan Kemendag, total perdagangan Indonesia-Korsel tahun 2015 tercatat sebesar 16,7 miliar dollar AS (data versi Korea), terdiri dari ekspor Korea Selatan ke Indonesia sebesar 7,9 miliar dollar AS dan impor Korea Selatan dari Indonesia tercatat sebesar 8,8 miliar dollar AS.

Dari total impor Korea Selatan dari Indonesia sebesar 6,5 miliar dollar AS, sebanyak 73,8 persen adalah impor produk nonmigas, sementara sisanya adalah produk migas.

Kompas TV Jokowi Bakal Tanda Tangan 7 Nota, Apa Saja Itu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com