JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengakui tidak ada persiapan khusus menyambut cuaca ekstrim La Nina.
Hujan deras La Nina diperkirakan mengguyur sejumlah daerah di Indonesia dari Juli hingga September mendatang. Menurut Amran, hujan deras yang datang pada musim kemarau itu justru menguntungkan pertanian.
"Kita justru bersyukur La Nina datang di musim kering," kata Amran di Jakarta, Selasa (17/5/2016).
Amran mengatakan, beruntung La Nina tidak terjadi di penghujung tahun ini. Intensitas hujan tinggi di Juli-September, akan membuat pertanian Desember-Februari lebih aman.
Amran juga menyampaikan, pihaknya tidak terlalu khawatir apabila ada potensi banjir di saat La Nina menghantam. Sebab, lagi-lagi, kata dia, La Nina datang pada musim kemarau.
"La Nina datang pas musim kering. Kami koordinasi dengan BMKG, Kepala BMKG mengatakan Juli-September," pungkas Amran.
Sebagai informasi, catatan BMKG fenomena La Nina kerap berlangsung Juli-September. Misalnya pada La Nina 1998 dan 2010.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.