Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pusat Diminta Potong Anggaran Daerah yang "Lelet" Implementasikan Paket Kebijakan

Kompas.com - 18/05/2016, 17:11 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 12 paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sejak September 2015, dinanti-nanti implementasinya oleh sejumlah pelaku usaha sejauh ini.

Dari sektor pertekstilan misalnya, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman menekankan, belasan paket kebijakan yang dirilis pemerintah pusat tidak akan ada artinya jika tidak diimplementasikan oleh pemerintah daerah (Pemda).

"Makanya saya akan mendukung 100 persen pemerintah pusat untuk memberikan reward and punishment melalui Dana Alokasi Umum atau lainnya," kata Ade ditemui di sela-sela sebuah diskusi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (18/5/2016).

"Pemda yang patuh pada pemerintah pusat dapat reward. Yang enggak patuh dihukum saja, cabut itu dananya," imbuh Ade.

Menurut Ade, hanya dengan cara ini maka instruksi dari pusat akan dijalankan oleh daerah sebagaimana instruksi awal.

"Kalau sekarang, pemerintah pusat bilang A, ke bawahnya aturannya jadi Z," ucap Ade.

Misalnya kata dia soal izin gangguan.

Presiden telah memerintahkan agar izin gangguan ini dihapuskan.

Lucunya, imbuh Ade, pemerintah daerah tidak kalah cerdik.

Ada pemerintah daerah - tanpa menyebut kabupaten/kota yang dimaksud - mengeluarkan 'Izin Tanpa Gangguan'.

"Jadi tetap harus pakai izin. Ujung-ujungnya duit. Karena Pemda orientasinya duit. Mengeluarkan regulasi tapi ujung-ujungnya duit," ucap dia.

Padahal seharusnya, kata Ade, regulasi dikeluarkan bukan ditujukan untuk mencari penerimaan daerah apalagi masuk ke kantong-kantong pribadi pejabat daerah.

"Tapi dibuat untuk mempermudah lapangan kerja dan meningkatkan devisa. Tapi sekarang bukan begitu. Ujung-ujungnya dia dia kantong dia tambah tebal. Itu dia masalahnya," kata Ade.

Sebagai informasi, pemerintah sedianya mengeluarkan regulasi "reward and punishment" bagi pemerintah daerah yang berkinerja berkualitas dalam penyerapan anggaran.

(Baca: Ada Sanksi bagi Pemda yang Malas Serap Anggaran)

Ketika dikonfirmasi soal kebijakan itu, Ade mengamini, agar kebijakan serupa juga dibuat untuk mendorong implementasi paket kebijakan.

"Ya dibuat seperti kebijakan itu. Bukan hanya untuk penyerapan anggaran saja. Tapi juga untuk implementasi paket kebijakan," tukas Ade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com