SURABAYA, KOMPAS.com - Satu per satu perusahaan operator kapal penyeberangan meninggalkan lintas Ujung-Kamal.
Awal Mei lalu, giliran PT Jembatan Nusantara resmi menarik satu unit armada kapalnya dari Ujung - Kamal.
Praktis, saat ini hanya dua perusahaan yang masih beroperasi di lintas penyeberangan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura itu, yakni PT ASDP (2 kapal) dan PT Dharma Lautan Utama (1 kapal).
Manager Aneka Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Surabaya, Wildan Jazuli, mengatakan perusahaan penyeberangan terus menderita kerugian menyusul semakin menyusutnya penumpang Ujung-Kamal.
Hal itu terjadi setelah beroperasinya jembatan Tol Suramadu sejak 2009.
"Apalagi saat ini roda dua gratis menyeberang ke Suramadu, dan tarif roda empat turun 50 persen," jelasnya, Rabu (18/5/2016).
Padahal kata dia, sebelum Tol Suramadu beroperasi, PT Jembatan Nusantara adalah perusahaan yang paling banyak mengoperasikan kapalnya di lintas Ujung-Kamal.
"Sebelum ada Suramadu, ada 9 perusahaan yang beroperasi di Ujung-Kamal. PT Jembatan Nusantara paling banyak dengan 9 kapal penyeberangan," ujarnya.
Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (Gapasdap) Jawa Timur, sebelumnya sempat mengusulkan kepada pemerintah agar lintas penyeberangan yang pernah tercatat paling ramai di Asia Tenggara itu diturunkan statusnya dari penyeberangan komersial menjadi lintas perintis.
Dengan demikian, operator penyeberangan mendapatkan subsidi dari pemerintah untuk menutup kerugian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.