Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi-Putin Sepakati Kerja Sama Pemberantasan "Illegal Fishing"

Kompas.com - 19/05/2016, 20:40 WIB
Estu Suryowati

Penulis

SOCHI, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia dan Rusia menyepakati kerja sama pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing).

Kesepakatan tersebut merupakan hasil pertemuan Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin, di sela-sela agenda ASEAN-Rusia Summit 2016, di Sochi, Rusia, baru-baru ini.

Kerja sama yang dilakukan berupa pemberian dukungan kepada Indonesia dalam forum-forum internasional untuk memasukkan Illegal Unreporter and Unregulated Fishing (IUU Fishing) sebagai kejahatan trans-nasional yang terorganisasi atau Trans-national Organized Crime (TOC).

Selain itu, kerja sama juga berupa berbagi pengalaman praktik terbaik dalam menangani penangkapan ikan secara ilegal, penguatan kapasitas sumber daya manusia, serta infrastruktur pengawasan sumber daya laut.

Kedua negara juga sepakat untuk menolak masuknya produk hasil IUU Fishing ke negara masing-masing.

"Kita juga sepakat terus mendorong investasi Rusia di Indonesia, di sektor maritim, infrastruktur, kereta api, dan pelabuhan juga minyak, serta energi dan listrik," ujar Jokowi saat konferensi pers di Rusia, dalam keterangan resmi.

Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti sebelumnya telah melakukan diskusi dengan Kepala Badan Federasi Perikanan Rusia, Ilya Shestakov.

Dalam pertemuan tersebut, Susi menyampaikan, pemerintah Indonesia ingin agar kualitas produk kelautan dan perikanan meningkat.

"Jika tertarik, datang ke Indonesia. Kami punya aturan 100 persen kepemilikan asing (untuk pengolahan), dari yang sebelumnya hanya minoritas," ucap Susi menawarkan peluang investasi bagi Rusia.

Susi berharap Rusia mau mendirikan pusat pengolahan ikan di Indonesia Timur.

Susi mengatakan akan memfasilitasi pemerintah dan komunitas bisnis Rusia apabila tertarik berbisnis di Indonesia.

Rusia tercatat sebagai salah satu tujuan ekspor perikanan Indonesia.

Pada 2013, ekspor perikanan Indonesia ke Eropa Tengah dan Timur mencapai 44,4 juta dollar AS.

Ekspor sempat anjlok pada 2014 menjadi hanya 7,6 juta dollar AS, dan kembali meningkat menjadi 13,8 juta dollar AS pada 2015.

Dalam pertemuan itu, Rusia ingin bekerja sama di bidang kemaritiman karena memiliki pengalaman dan penguasaan teknologi yang andal.

Kerja sama yang dijajaki yakni pengembangan sumber daya dan infrastruktur kelautan dan perikanan, di antaranya yakni pembangunan shipyard di Indonesia.

Selama ini Rusia telah memiliki pengalaman membangun shipyard dengan Jerman.

Produk-produk yang mereka hasilkan banyak diminati pasar Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com