Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chatib Basri: Banyak Nasabah Tutup Kartu Kredit, Mereka Takut Ditelusuri Pajaknya

Kompas.com - 22/05/2016, 17:06 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Usai diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan 39/2016 yang mewajibkan bank dan lembaga penerbit kartu kredit untuk melaporkan data pemilik kartu kredit, banyak nasabah melakukan penutupan akun kartu kredit.

Yang menarik, sebagian besar nasabah yang menutup kartu kredit adalah nasabah kaya. Seperti yang dialami Bank Central Asia (BCA), di mana 60-70 persen nasabah yang menutup kartu kredit adalah yang memiliki limit di atas Rp 20 juta.

Menurut mantan Menteri Keuangan Chatib Basri, para nasabah kaya ini memang khawatir apabila dengan adanya aturan itu, pajak mereka bakal ditelusuri Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Mereka khawatir dari aktivitas konsumsinya, ditelusuri pajaknya," kata Chatib kepada kompas.com, ditulis Minggu (22/5/2016).

"Karena bank harus melaporkan, mungkin si konsumen (nasabah) ada yang merasa khawatir bahwa pola konsumsinya bisa dideteksi. Kekhawatirannya itu nanti bisa ditelusuri pajaknya," jelasnya lagi.

Dampak Penutupan

Menurut Chatib, penutupan kartu kredit oleh sejumlah nasabah tidak akan berdampak besar pada penurunan konsumsi, bahkan tidak ada sama sekali.

Adapun yang terjadi justru perubahan pola konsumsi atau perilaku belanja. Chatib menuturkan, bagi nasabah menengah ke bawah, setelah memutuskan menutup kartu kredit, mereka tetap akan beraktivitas konsumsi secara tunai.

Sedangkan bagi nasabah menengah ke atas, mereka kemungkinan bakal menggunakan kartu kredit dari luar negeri.

"Konsumsi akan tetap terjadi. Tetapi income (pendapatan) penerbit kartu kredit yang di dalam itu pergi ke (penerbit) luar," ucap Chatib.

"Jadi perbankan dan perusahaan yang menerbitkan kartu kredit mungkin pendapatannya itu akan mengalami penurunan," imbuh Chatib.

Kompas TV Bank Mandiri Akan Turunkan Suku Bunga Kredit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com