Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensus Ekonomi 2016, BPS Akui Masih Terhadang Sejumlah Kendala

Kompas.com - 27/05/2016, 12:15 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengakui masih ada sejumlah kendala dalam melakukan sensus ekonomi 2016. Padahal sesuai jadwal, sensus akan berakhir pada 31 Mei 2016, atau 5 hari lagi.

"Ada beberapa kendala yang masih dihadapi, ada rumah tangga yang tertutup, sulit ditemui, (meski begitu) kami tetap uber terus," ujar Kepala BPS Suryamin di rumah dinas Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jakarta, Jumat (26/5/2016).

Selain itu, Suryamin mengatakan para pegawi BPS tidak bisa dengan leluasa melakukan sensus disejumlah kawasan perdagangan. Sebab petugas diharuskan memiliki izin terlebih dahulu sebelum melakukan sensus dari penglola kawasan.

"Ada yang turunnya di pertengahan bulan, ada juga yang masih ada keraguan ada sangkut paut dengan pajak. Sensus tidak ada sangkut pautnya dengan pajak, data individu, perusahaan juga dijamin kerahasiaannya. Tidak kami publikasikan, tidak ada biaya apapun," kata Suryamin.

Hingga hari ini, sensus sudah dilakukan di 85 persen wilayah Indonesia. Terkait jumlah usahanya, Suryamin belum mau menyebutkan angkanya.

"Pokoknya sepuluh tahun lalu (jumlah pelaku usaha yang disensus) 22,6 juta aja patokanya. Tapi tahun ini akan menghasilkan berapa? kita lihat nanti. Partisipasi dari masyarakat, dunia usaha itu menentukan jangan sampai (bilang) tidak punya ini padahal punya usaha," ucap dia.

Kompas TV Indonesia Alami Inflasi Sepanjang Januari 2016

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com