Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jurus Perusahaan Sawit Astra Agro Tangkal Kebakaran Hutan dan Lahan

Kompas.com - 01/06/2016, 11:09 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

RIAU, KOMPAS.com - Sejarah mencatat tahun 1997, tahun 2007 dan tahun 2015 lalu terjadi kebakaran hutan dan lahan dengan katagori luar biasa.

Kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan kabut asap, tidak saja berdampak pada kesehatan namun juga berimbas pada kegiatan ekonomi, pendidikan serta kegiatan masyarakat lainnya di beberapa daerah.

Menurut data yang dirilis oleh Global Forest Watch, sebuah lembaga pemantau hutan global tahun 2015, kebakaran yang terjadi di Indonesia terdapat di lahan mineral (51 persen) dan lahan gambut (49 persen).

Sebaran kebakaran tersebut terjadi di lahan maupun hutan negara (luar konsesi) seluas 59 persen, di konsesi HTI seluas 26 persen, konsesi lahan Sawit seluas 10 persen, dan di konsesi logging seluas 5 persen.

"Imbas kebakaran tahun 2015 telah merugikan industri sawit, karena opini yang muncul adalah sawit yang menyebabkan kebakaran lahan. Padahal kalau melihat data diatas sawit bukan satu-satunga penyebab kebakaran terbesar," ujar Kepala Departemen Fire Prevention PT Astra Agro Lestari Tbk Ahmad Wahyudi, di Riau, Rabu (1/6/2016).

Sebagai langkah untuk antisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan, emiten dengan kode saham AALI ini bersama anak usahanya yakni PT Sari Lembah Subur (SLS) mengambil strategi pencegahan kebakaran lahan dengan beberapa langkah. 

Antara lain dengan melakukan pembentukan dan penguatan tim tanggap darurat kebakaran lahan, identifikasi area rawan terbakar, pemenuhan sarana dan infrastruktur serta pencegahan berbasis masyarakat dengan pembentukan Masyarakat Peduli Api (MPA).

Saat ini SLS memiliki total area sekitar 17.000 hektare(Ha) dengan komposisi lahan inti sebanyak 7.800 Ha, lahan plasma 8.000 Ha dan lahan Kredit Koperasi Primer Anggota (KKPA) sebanyak 2.970 Ha.

Lahan yang rawan terjadi kebakaran terdapat di lahan KPPA yang areanya cukup luas karena spotnya tersebar di beberapa tempat.

"Wilayah kerja maupun konsesinya berada di dua kecamatan yang rawan dan pernah mengalami kebakaran lahan dan hutan tahun 2015 yaitu di Kecamatan Pangkalan Lesung dan Kecamatan Kerumutan, dimana lokasi kejadian kebakaran lahan dan hutan ini berdekatan dengan areal perkebunan dan wilayah kerja SLS, " tutur Administratur SLS, Suparyo.

Suparyo menyebutkan, untuk tahun 2016 ini SLS mencangkan Zero Fire utamanya di lokasi pengelolaan dan wilayah kerja perusahaan dan lahan serta hutan yang berbatasan dengan wilayah kerja perusahaan.

Beberapa upaya dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai target Zero Fire. Pertama, SLS membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) disetiap wilayah kerja yang rawan mengalami kebakaran.

Kedua, membentuk regu pemadam kebakaran di setiap wilayah kerja perusahaan, agar pada saat penanggulangan kebakaran yang membutuhkan jumlah tenaga yang lebih banyak, perusahaan sudah mempunyai tenaga khusus dan terlatih.

Ketiga, membuat sistem penanggulangan kebakaran, diawali dengan membuat status rawan kebakaran (rendah, sedang, tinggi dan ekstrim).

Setiap level upaya dan tindakan yang diambil berbeda, misalkan pada level rendah dan sedang perusahaan belum mewajibkan untuk dilakukan kegiatan patroli api. Pada level tinggi dan ekstrim, perusahaan mewajibkan kegiatan patroli dan penjagaan di setiap menara pantau.

Keempat, perbaikan infrastruktur dan tata kelola air yang baik. Pembuatan akses jalan dirasa perlu untuk dilakukan, utamanya pada lahan-lahan yang sulit ditempuh (karena jauh dari perbatasan wilayah kerja perusahaan), adanya tata kelola air yang baik, diharapkan pada saat kegiatan penanggulangan kebakaran tidak mengalami kesulitan mencari sumber air atau tampungan air guna memperlancar kegiatan penanggulangan.

Kelima, penyediaan dan pemenuhan peralatan dan sarana prasarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Peralatan penanggulangan kebakaran merupakan senjata utama yang harus dimiliki agar kebakaran lahan dan hutan dapat segera dipadamkan.

Sampai saat ini SLS telah memiliki peralatan tangan (kepyok api, garu cangkul, kapak dua fungsi, sekop, backpack pump), peralatan pemadaman (2 mobil pemadam kebakaran, portable pump tekanan tinggi 10 unit, portable pump robin 45 unit, material foam 2000 liter) dengan peralatan pencegahan dan patroli KARLAHUT yaitu 9 unit menara pantau, 5 unit embung air, 2 unit mini drone, 9 posko karlahut, 12 unit kanal blocking, 1 unit water belting.

Kompas TV Titik Api di Riau Kembali Bermunculan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com