Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Beli Petani Tanaman Pangan Kembali Tergerus

Kompas.com - 01/06/2016, 14:55 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi penurunan daya beli petani tanaman pangan dua bulan terakhir. Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan sebagai indikator daya beli pada Mei 2016 turun 0,02 persen, menjadi di level 98,66.

Padahal sebulan sebelumnya, NTP tanaman pangan sudah melorot 2 persen dari 100,69 Maret 2016 menjadi 98,68 pada April 2016. (baca: Panen Raya, tetapi Harga Beras Masih Tinggi) “Menurut subsektor, yang terjadi penurunan hanya di tanaman pangan sebesar 0,02 persen. Ini karena harga gabah sedang turun sedikit,” ujar kepala BPS Suryamin dalam paparan, Rabu (1/6/2016).

Tidak hanya penurunan harga gabah, Suryamin juga mengatakan terjadi penurunan harga komoditas pertanian pangan seperti ketela pohon, ubi kayu, serta jagung. Penurunan harga komoditas tanaman pangan ini menyebabkan indeks yang diterima (IT) petani agak melambat, sementara indeks bayar (IB) mengalami kenaikan. Hal ini tecermin dari inflasi Mei 2016 yang sebesar 0,24 persen.

Suryamin menjelaskan, tanaman pangan merupakan satu-satunya subsektor yang mengalami penurunan indeks. Subsektor lain seperti hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, serta perikanan mengalami peningkatan indeks. “NTP hortikultura naik 0,12 persen, ini karena IT meningkat untuk komoditas kentang, jeruk, salak, dan manggis,” imbuh Suryamin.

NTP hortikultura pada Mei 2016 mencapai level 103,21. Suryamin menambahkan, NTP perkebunan rakyat mengalami kenaikan paling tinggi sebesar 1,06 persen menjadi di level 98,91, didorong kenaikan harga berbagai komoditas perkebunan seperti karet, kakao, dan tembakau. “Mudah-mudahan kenaikan harga komoditas perkebunan ini berdampak juga terhadap kinerja ekspor,” ucap Suryamin.

Adapun NTP peternakan dan NTP perikanan meningkat masing-masing 0,3 persen dan 0,14 persen menjadi di level 106,86 dan 102,57. Dari kelima subsektor tersebut, NTP umum pada Mei 2016 berada di level 101,55 atau meningkat 0,32 persen dari April 2016 di level 101,22. Sedangkan Nilai Tukar Usaha Pertanian (tanpa konsumsi rumah tangga) naik 0,38 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com