Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jorjoran" Tambah PNS, Menpan RB Yakin Akan Jadi Bom Waktu

Kompas.com - 07/06/2016, 17:13 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi mengatakan, pemerintah tidak mungkin menambah pegawai negeri sipil (PNS) secara terus menerus.

Saat ini saja, kata dia, anggaran pegawai negeri sipil (PNS) di Indonesia sudah relatif besar dan akan terus membengkak bila tidak dilakukan pengendalian.

"Tidak mungkin dalam jangka panjang menambah pegawai (PNS) dan tidak mengendalikan belanja pegawai, akan menjadi bom waktu," ujar Yuddy di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Selasa (7/6/2016).

Berdasarkan data yang disampaikan Yuddy, anggaran pegawai pemerintah daerah mencapai rata-rata 33,8 persen dari anggaran yang ada. Bahkan kata dia, disejumlah daerah anggaran pegawainya ada yang mencapai 50-70 persen.

Jadi anggran habis bukan untuk pembangunan tapi justru untuk pegawai. "Belanja pegawai akan terus membengkak, membayar pensiun juga akan membengkak, mau sampai kapan?" kata Yuddy.

Oleh karena itu, Kementerian PANRB melakukan simulasi kebijakan untuk menghitung berapa jumlah PNS yang ideal untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia.

Dari simulasi itu, Kemenpan RB menilai bahwa jumlah PNS yang dirasa cukup memadai memberikan pelayanan kepada masyarakat yakni 1,5 persen dari jumlah penduduk.

"Kalau penduduk kita 250 juta, 1,5 persennya kan 3,5 juta, sekarang PNS kita 4,5 juta orang. Nah maka secara simulasi kita kelebihan 1 juta," ucap dia. "Bagaimana kita menguranginya? tentu dilakukan dengan kebijakan rasionalisasi dan redistribusi," Lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com