Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Pelayaran Internasional Alternatif Selat Malaka Dikenalkan ke Dunia

Kompas.com - 08/06/2016, 07:47 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengenalkan jalur pelayaran sebagai alternatif Selat Malaka kepada dunia.

Dalam 20 tahun ke depan, Selat Malaka dipastikan semakin padat sehingga potensi kecelakaan akan semakin besar.

Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli bahkan langsung menawarkan jalur pelayaran itu kepada Yunani. Jalur pelayaran yang dimaksud yakni Alur Laut Kepulauaan Indonesia (ALKI) 2 melalui Lombok, Kalimantan, dan Sulawesi.

"Kami prediksi 20 tahun ke depan jalur malaka akan tidak lagi sustain," kata Rizal saat berkunjung ke Yunani seperti dikutip dari siaran pers Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Rabu (8/6/2016).

Saat ini, kata Rizal, sekitar 40 persen alur kapal internasional sudah melintasi Selat Malaka. Wilayah tersebut memang sejak berabad-abad silam menjadi jalur pelayaran utama internasional.

Pemerintah memilih mengenalkan sekaligus menawarkan jalur pelayaran alternatif kepada Yunani bukan tanpa alasan. Sebab, negara yang dijuluki negeri para dewa itu menguasai 30 persen armada kapal dunia mulai dari kapal tangker minyak, gas, hingga kapal penumpang.

Bahkan, pemerintah sudah memiliki rencana membangun dua pelabuhan besar di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi untuk memuluskan jalur palayaran ALKI 2.

Dalam lawatanya itu, Rizal pun mengajak para investor Yunani untuk berinvestasi membangun dua pelabuhan tersebut.

Menteri Perkapalan dan Kebijakan Kepulauan Yunani, Thodoris Dritsas, menyambut baik jalur alternatif Selat Malaka itu. Ia berjanji akan mempelajari tawaran Pemerintah Indonesia tersebut dan akan membicarakanya dengan para pelaku bisnis perkapalan Yunani. "Tawaran Ini sangat menarik," kata Dritsas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com