JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengapresiasi segala terobosan yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk menangkap para investor.
Namun kata Enny, terobosan yang dilakukan BKPM masih belum tercermin dari angka realisasi investasinya pada tahun lalu.
"Dengan berbagai terobosan tadi, persetujuan investasi memang meningkat signifikan lebih dari Rp 1.800 triliun," ujar Enny di Kantor BKPM, Jakarta, Kamis (8/6/2016).
"Tapi yang terealisasi masih sangat mengecewakan, baru Rp 500 triliun. Secara persen belum ada 40 persen," lanjut dia.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi sepanjang 2015 mencapai Rp545,4 triliun, meningkat 17,77 persen dibanding capaian tahun sebelumnya yang berada di angka Rp463,1 triliun.
Enny meengatakan, para pengusaha masih mengeluhkan sejumlah persoalan meski BPKM sudah memberikan kemudahan.
"Itu yang masih sering dikeluhkan, persyaratan dari kementerian teknis itu yang mestinya sudah diserahkan juga ke PTSP. Sehingga ketika investor harus memenuhi, harus ketahuan step yang harus dilakukan. Jadi sudah terstruktur," ucap Enny.
Ia berharap BKPM segera bisa merampungkan sejumlah pekerjaan rumah yang ada. Dengan begitu maka diharapkan realisasi investasi bisa lebih baik dari tahun lalu.
"Kan yang ditagih publik realisasi investasi. Untuk investasi yang punya multiplier effect, itu masalahnya enggak hanya diprosedur perizinan. Ini yang harus dikoordinasikan lagi," tutur Enny.
(Baca: Enam Bulan, Layanan Investasi 3 Jam Fasilitasi 59 Perusahaan )