Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi Malu, 80 Persen Garam di Indonesia Berasal dari Impor

Kompas.com - 12/06/2016, 13:25 WIB
Estu Suryowati

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com — Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku merasa malu karena sebagian besar garam masih diimpor. Padahal, Indonesia memiliki pantai terpanjang kedua di dunia.

"Masa lautnya terpanjang nomor dua di dunia, kita garamnya 80 persen impor. Kan sedih, malu," kata Susi ketika mengunjungi pegaraman Desa Bipolo, Kupang, NTT, Minggu (12/6/2016).

Susi lantas mengatakan kepada masyarakat petambak garam di Desa Bipolo untuk bekerja keras meningkatkan produksi garam rakyat.

Soal kualitas, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga berjanji akan memberikan bantuan, seperti teknologi membran. Susi juga meminta perusahaan pelat merah, khususnya PT Garam (Persero), untuk membantu masalah logistiknya.

"Jadi, bapak-bapak di sini yang akan menutup malunya kita. Malunya pemerintah Indonesia, mudah-mudahan bisa ditolong karena Kupang bisa berproduksi garam bagus, biaya murah," ucap Susi.

Ditemui dalam kesempatan sama, Direktur Utama PT Garam (Persero) Achmad Budiono mengatakan, lahan tambak seluas 400 hektar digarap oleh masyarakat setempat dapat menghasilkan sekitar 36.000-40.000 ton per tahun dengan kualitas industri.

"Agustus 2016 mudah-mudahan sudah bisa panen," ucap Achmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com