Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Rayani, Maskapai Syariah Malaysia Berakhir

Kompas.com - 14/06/2016, 12:46 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Regulator penerbangan Malaysia menutup Rayani Air, maskapai penerbangan syariah pertama di negeri Jiran, Senin (13/6/2016), beberapa bulan setelah menangguhkan izin terbang maskapai karena melanggar aturan penerbangan.

Layanan pesawat penumpang Rayani Air baru diluncurkan Desember tahun lalu. Maskapai mewajibkan para pramugari muslim mengenakan jilbab, menyajikan makanan halal dan melarang konsumsi alkohol selama penerbangan.

Namun, setelah pemeriksaan administrasi dan audit keamanan dilakukan pada maskapai, Departemen Penerbangan (DCA) mencabut Sertifikat Operator Penerbangan Rayani Air.

DCA mulai melakukan penyelidikan pada April lalu menyusul keluhan dari para penumpang dan pemerintah atas penundaan dan pembatalan penerbangan pada saat-saat terakhir.

Bulan lalu para pilot Rayani Air, yang mengoperasikan dua unit pesawat Boeing 737-400, juga melakukan aksi mogok kerja karena upah mereka belum dibayarkan, kian merusak citra maskapai itu.

“Keselamatan dan keamanan industri penerbangan sangat penting," kata Direktur Jenderal DCA Azharuddin Abdul Rahman menerangkan alasan pemerintah menutup Rayani Air.

Keputusan ini muncul dua tahun setelah Malaysia mengalami dua bencana penerbangan.

Pesawat Malaysia Airlines MH17 jatuh pada Juli 2014 di wilayah yang dikuasai pemberontak di Ukraina Timur dalam serangan rudal yang menewaskan 298 orang yang ada di dalamnya.

Australia sedang memimpin pencarian pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 di Samudra India, tempat pesawat itu hilang pada 8 Maret 2014 bersama 239 penumpang dan awaknya, demikian seperti dilansir kantor berita AFP. (Yudho Winarto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com