Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Terkaya China: Kualitas Barang "Abal-abal" Lebih Bagus dari Barang Asli

Kompas.com - 15/06/2016, 14:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

HANGZHOU, KOMPAS.com — CEO Alibaba Jack Ma menyatakan, banyak barang palsu alias abal-abal yang memiliki kualitas lebih bagus ketimbang barang asli.

Ini menyusul kritik yang mengemuka bahwa Alibaba, e-commerce terbesar di China yang didirikannya, meraup untung dari penjualan barang palsu.

Pernyataan Ma, yang juga merupakan orang terkaya di China, hadir di tengah polemik di negara tersebut terkait toleransi penjualan barang-barang palsu di platform jual beli online, seperti Taobao. Tentu saja hal ini tidak disambut baik oleh produsen barang-barang mewah.

"Permasalahannya adalah saat ini barang-barang palsu memiliki kualitas yang lebih baik dan dengan harga yang lebih murah ketimbang barang yang asli. Mereka berasal dari pabrik yang sama, bahan baku yang sama, tapi tidak menggunakan nama (merek)," kata Ma di kantor pusat Alibaba di Hangzhou.

Ma menuturkan, di satu sisi properti intelektual memang harus dilindungi dan semua pihak terkait harus berupaya optimal menghentikan peredaran barang-barang palsu.

Namun, faktanya produsen barang-barang orisinal bisa membuat produk dengan harga lebih murah.

Tahun lalu, perusahaan Kering yang berada di balik merek-merek barang mewah, seperti Gucci dan Yves Saint Laurent, meluncurkan gugatan terhadap Alibaba Group.

Menurut Kering, yang berpusat di Paris, Perancis, Alibaba telah mendukung dan meraup laba dari penjualan barang abal-abal.

Pada bulan Mei lalu, Alibaba dikenakan hukuman oleh Koalisi Internasional Antipemalsuan (IAC) yang merupakan pengawas industri ritel lantaran kecurigaan yang sama terkait barang-barang palsu.

Regulator di China pun secara berkala memeriksa permasalahan barang-barang palsu di Alibaba. Akan tetapi, Ma optimistis tentang kepentingan ekonomi Alibaba.

"Anda tidak bisa menghentikan Alibaba selama dua jam karena akan menimbulkan bencana. Anda bisa menghentikan Tencent selama dua hari, menghentikan Baidu selama dua minggu, dan semuanya masih baik-baik saja," ujar Ma, mengacu pada dua pesaing Alibaba.

Kompas TV Transaksi E-Commerce Indonesia Masih Rendah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com