JAKARTA, KOMPAS.com – Bosch sebagai perusahaan penyedia layanan dan teknologi global terkemuka pada 2015 mencatatkan penjualan di Indonesia dengan nilai sebesar Rp 1,2 Triliun.
Sebelumnya pada 2014 Bosch mencatatkan angka penjualan sebesar Rp 1,6 triliun. Kondisi ini disebabkan oleh one-off effect pada sektor Mobility Solutions di 2014 lalu serta perkembangan ekonomi saat ini.
“Meski kondisi ekonomi berjalan kurang dinamis, kami tetap yakin pada kelangsungan bisnis kami di Indonesia pada tahun-tahun mendatang,” ujar Ralf von Baer, Managing Director Bosch dalam diskusi bersama wartawan di Resto Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/6/2016).
"Meningkatnya daya beli akan memberikan kesempatan kepada Bosch untuk terus bertumbuh, terutama pada bisnis otomotif, security systems, dan power tools."
Von Baer menambahkan, kini Bosch terus memperluas keberadaannya di Indonesia dan mempertahankan posisi sebagai produsen teknologi.
Sebagai dukungan untuk menguatkan aktivitas usaha para konsumen, Bosch memperluas jangkauan bisnis Bosch dengan membuka kantor penjualan dan pelayanan baru di Palembang, Sumatera Selatan, pada Juni 2016.
"Melalui langkah ini, kami menjadi lebih dekat dan lebih responsif terhadap kebutuhan mereka,” tambah von Baer.
Dia menjelaskan, kantor di Palembang akan menjadi sentra bagi divisi bisnis Drive and Control yang hadir untuk menjawab peluang industri pertambangan dan pengolahan di wilayah tersebut.
"Divisi ini menyediakan komponen inovatif, solusi dan layanan sistem yang komplet, yang tersedia dalam portofolio sistem hidrolik hemat energi, electric drives and control, serta teknologi pemandu gerak dan perakitan dari Bosch," ungkap dia.
Sementara itu, Bosch secara total telah mengoperasikan tujuh kantor penjualan di Indonesia, dan diwakili oleh keempat sektor bisnis Mobility Solutions, Industrial Technology, Consumer Goods, dan Energy and Building Technology.
Pabrik manufaktur lokal Bosch untuk komponen otomotif, yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, telah memulai produksinya sejak Juni 2014.