JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap dunia usaha akan semakin bergairah setelah suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate turun sebesar 25 basis poin.
Dengan besaran angka turunan seperti itu, BI rate saat ini berada pada posisi 6,5 persen dari 6,75 persen.
"Kalau penurunan BI rate ini berarti akan mengurangi biaya modal kan, mengurangi pendapatan di tabungan tapi mengurangi juga beban bunga untuk pinjaman," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jumat (17/6/2016).
Selain itu, ia juga berharap agar investasi yang dilakukan pengusaha dapat lebih meningkat, daripada menyimpan uang mereka dalam bentuk deposito.
Turunnya suku bunga acuan berarti akan menurunkan bunga pinjaman bank yang berdampak terhadap belanja modal untuk membayar bunga berkurang.
"Artinya, diharapkan bahwa dunia usaha akan lebih bergairah karena ongkos di bidang modal menurun. Itu juga berarti kalau dulu katakanlah orang investasi karena IRR-nya 12 contohnya, 14," ujar Kalla.
"Karena bunga IRR itu sulit mencapai 12. Tapi kalau bunganya rendah itu harga pokoknya bisa turun," kata dia.
Selain BI rate, suku bunga BI 7-day Reverse Repo Rate ditetapkan turun sebesar 25 basis poin dari level 5,50 persen menjadi 5,25 persen.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 15 dan 16 Juni 2016 memutuskan untuk menurunkan BI rate sebesar menjadi 6,5 persen, berlaku efektif 17 Juni 2016," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Adapun suku bunga deposit facility turun sebesar 25 basis poin menjadi 4,50 persen. Sementara itu, suku bunga lending facility turun sebesar 25 basis poin menjadi sebesar 7 persen.
Dengan demikian, struktur suku bunga operasi moneter BI adalah, untuk 7 hari sebesar 5,52 persen, 2 minggu 5,45 persen, 1 bulan 5,70 persen, 3 bulan 6,10 persen, 6 bulan 6,30 persen, 9 bulan 6,40 persen, dan 12 bulan sebesar 6,50 persen.