JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada April 2016 tumbuh 6,3 persen secara tahunan (yoy).
Dengan demikian, utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar 319 miliar dollar AS.
"Berdasarkan jangka waktu asal, ULN berjangka panjang meningkat, sementara ULN berjangka pendek masih mengalami penurunan. Berdasarkan kelompok peminjam, ULN sektor publik meningkat, sedangkan ULN sektor swasta masih mengalami penurunan," tulis BI dalam keterangan resmi, Jumat (17/6/2016).
Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi ULN jangka panjang.
ULN berjangka panjang pada April 2016 mencapai 279,3 miliar dollar AS atau 87,6 persen dari total ULN atau tumbuh 8,3 persen (yoy).
Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan Maret 2016 yang sebesar 7,9 persen (yoy).
"Sementara itu, ULN berjangka pendek pada April 2016 tercatat sebesar 39,7 miliar dollar AS atau 12,4 persen dari total ULN atau turun 5,5 persen (yoy), setelah pada Maret 2016 turun 8,4 persen (yoy)," jelas bank sentral.
Berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN Indonesia didominasi ULN sektor swasta.
Pada akhir April 2016, posisi ULN sektor swasta tercatat 165,2 miliar dollar AS (51,8 persen dari total ULN), sedangkan posisi ULN sektor publik sebesar 153,8 miliar dollar AS (48,2 persen dari total ULN).
ULN sektor swasta masih turun 1,1 persen (yoy) pada April 2016 setelah pada bulan sebelumnya turun 1 persen (yoy), sementara ULN sektor publik tumbuh 15,7 persen (yoy) atau meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 14,0 persen (yoy).
"Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada April 2016 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional," tulis BI.
Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta.
Tujuannya untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.