Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Nilai Proses Bisnis Daging Sapi Kurang Efisien

Kompas.com - 18/06/2016, 17:35 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong memandang, rantai distribusi daging sapi di Indonesia tidak terlalu panjang dan berlapis.

Namun demikian, efisiensinya sangat kurang sehingga harga jualnya di pasaran sangat tinggi.

Menurut Thomas, tidak efisiennya rantai distribusi daging sapi bukan karena kesalahan peternak ataupun pedagang di pasar.

Permasalahannya adalah karena ada jarak yang panjang antara rumah potong hewan (RPH) ke pasar.

"Ada jarak antara RPH ke pasar. Khusus sektor sapi, menurut saya tantangan kita efisiensi. Rantai pasoknya tidak berlapis, tapi efisiensinya kurang," kata Thomas dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (18/6/2016).

Thomas memandang, kurangnya efisiensi juga mengakibatkan harga daging sapi di luar negeri jauh lebih murah dari harga daging sapi lokal.

Alasannya, proses pemotongan hingga distribusi daging sapi di luar negeri sangat efisien.

Ia memberi contoh, RPH di Australia menggunakan alat dan mesin yang canggih sehingga bisa menghasilkan ratusan daging karkas per jamnya.

Sementara di Indonesia, meskipun dikerjakan oleh puluhan orang namun menggunakan peralatan dan mesin sangat sederhana.

Sehingga, dalam satu jam hanya bisa menghasilkan satu daging karkas.

"RPH di Australia itu luar biasa. Bukan lagi RPH, tapi pabrik dengan permesinan yang canggih, sehingga potong karkas itu seperti pabrik. Bisa ratusan karkas per jam. Jadi seperti industri. Sementara kita puluhan orang, tidak pakai mesin sama sekali, dengan peralatan sederhana," jelas Thomas.

Menurutnya, itu pun mengakibatkan ongkos operasional per unitnya menjadi berbeda.

Oleh sebab itu, ia memandang RPH di Indonesia harus dimodernisasi dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih.

"Memang harus dimodernisasi. Perlu investasi dan tata kelola lebih canggih. Semua proses ini perlu diindustrialkan," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com