Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Mendag Libatkan Swasta dalam Impor Daging Sapi

Kompas.com - 22/06/2016, 07:15 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah kembali akan mengimpor daging sapi beku sebanyak 27.400 ton. Hal ini dilakukan untuk menambah pasokan daging sapi dalam negeri, sehingga bisa menekan harga.

Dalam impor daging sapi kali ini, pemerintah tidak hanya melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saja. Tapi pihak swasta dilibatkan juga dalam impor daging sapi.

Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong menilai sinergi sejumlah BUMN dalam urusan impor dan penyimpanan daging beku sangat berantakan.

Badan Urusan Logistik (Bulog), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan PT Berdikari (Persero) kurang rapi bersinergi. Alhasil, banyaknya daging sapi beku yang disimpan di gudang Bulog hingga membusuk.

Thomas menuturkan saat ini BUMN yang melakukan impor hanya Berdikari. Namun, menurut Thomas itu sangat rawan monopoli. Takutnya, impor daging sapi bisa disalahgunakan oleh BUMN tersebut.

Untuk meminimalisir rawan monopoli tersebut, Mendag kembali membuka keran untuk perusahaan swasta yang ingin mengimpor daging sapi.

Selain itu, pembukaan impor daging sapi ke swasta juga untuk menekan isu penyelundupan daging sapi, oleh oknum pegawai BUMN.

"Sekarang siapa saja boleh (impor), siapa saja yang mau pasti kami kasih. Cuma, sistem pengumuman Kemendag belum sempurna, sehingga perusahaan hanya tahu lewat media saja," ucap Tom sapaan akrabnya, saat berkunjung ke redaksi Harian Kompas di Jakarta, Selasa (21/6/2016). 

(Baca: Impor Daging Sapi Dibuka untuk Semua Pihak, Begini Skemanya)

Kompas TV Stok Daging Kurang, Harga Masih Melambung

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com