Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan BEI Tahun 2015 Turun 11,67 Persen

Kompas.com - 28/06/2016, 22:37 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Dalam rapat tersebut regulator pasar modal ini menjabarkan kinerja keuangan di 2015. Dalam laporan keuangannya, BEI mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,05 triliun.

Perolehan tersebut turun 11,67 persen dari pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,19 triliun.

Tren pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 12 persen selama 2015 menjadi salah satu faktor turunnya pendapatan investasi BEI sebesar 82,59 persen, dari Rp 241,56 miliar menjadi Rp 42,04 miliar.

Meski demikian, Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah-langkah strategis untuk meminimalisir pertumbuhan laba negatif.

"Beberapa langkah kebijakan dilakukan seperti efisiensi dan efektifitas anggaran," ujar Tito di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (28/6/2016).

Banyaknya aksi korporasi yang terjadi di sepanjang 2015 menyebabkan terjadinya lonjakan pendapatan dari jasa pencatatan sebesar 82,14 persen menjadi Rp 150,14 miliar dibandingkan pada 2014 sebesar Rp 82,58 miliar.

Secara total, jumlah pendapatan usaha BEI di 2015 meningkat 5,35 persen menjadi Rp 970,16 miliar dari Rp 920,86 miliar di 2014. Di sisi lain, beban usaha BEI di 2015 mengalami kenaikan 14,63 persen dari Rp 811,77 miliar menjadi Rp 930,54 miliar.

Kontribusi terbesar dari beban usaha berasal dari pos beban gaji dan tunjangan yang meningkat 19,07 persen dari Rp 308,361 miliar menjadi Rp 367,15 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com