Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkutan Udara Penyumbang Inflasi di NTT

Kompas.com - 29/06/2016, 10:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Timur (NTT), Naek Tigor Sinaga mengatakan, angkutan udara menjadi salah satu penyumbang inflasi yang tinggi di Provinsi NTT.

Menurut Sinaga, posisi inflasi di NTT pada Mei 2016 sebesar 5,03 persen dan menempati peringkat ke-2 terbesar secara nasional.

Untuk angkutan udara kata Sinaga, memberi dampak 2,85 persen. Kenaikan itu terbilang tinggi jika dibandingkan pada Bulan oktober dan Desember 2015, yang hanya memberi dampak 0,28 persen saja.

“Hal ini menunjukan betapa pentingnya angkutan udara sebagai faktor pembentuk harga. Kalau dia naik menyebabkan inflasi dan kalau dia turun menyebabkan deflasi. Ketergantungan atau kebutuhan orang NTT terhadap angkutan udara begitu tinggi,” kata Sinaga kepada sejumlah wartawan di Kupang, Selasa (28/6/2016).

Saat ini lanjut Sinaga, terdapat 14 bandar udara di NTT dan peranan angkutan udara ini memang perlu diminimalisir dampaknya.

“Secara jangka panjang mau tidak mau kita harus bicara program 50 tahun ke depan harus ada pembangunan bandara baru karena bagaimana pun frekwensinya jauh lebih meningkat,” jelas Sinaga yang juga adalah wakil ketua tim pengendali inflasi daerah provinsi NTT.

Kalau  2015 lalu H-7 sekitar 28 penerbangan dengan kapasitas penumpang 2.500, namun pada 2016 H-7 terdapat 37 pesawat dengan kapasitas 3.100 penumpang,

Artinya, kata Sinaga, laju penambahan frekuensi cukup tinggi, tetapi kenapa tiket pesawat semakin mahal? Sebab lajunya tidak bisa memenuhi jumlah penumpang.

Karena itu menurut Sinaga, rencana aksi yang akan dilakukan oleh tim pengendali inflasi daerah provinsi NTT, akan meningkatkan fasilitas bandara dengan cara memperluas area parking stand pesawat di Bandara El Tari.

Sehingga, jumlah penerbangan bisa lebih banyak. Selain itu juga, pihaknya akan mengirimkan surat kepada Menteri Perhubungan untuk mempertimbangkan adanya penurunan tarif batas atas.

Kompas TV Tak Ada Izin, 200 Sapi Tertahan di Balai NTT

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com