Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Sah Lebaran kalau Enggak Ada Ketupat

Kompas.com - 04/07/2016, 12:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya permintaan konsumen terhadap daun pembungkus ketupat atau kulit ketupat menjadi berkah tersendiri bagi pedagang musiman yang mulai ramai menempati lapak-lapak dadakan di berbagai pasar tradisional di Jakarta.

Meski ibu kota Jakarta dan sekitarnya jelang hari raya Idul Fitri cenderung sepi ditinggal pemudik, tapi usaha kulit ketupat terus menggeliat.

Seperti Sabeni (38), penjual kulit ketupat di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan, mengatakan, dirinya sudah melakoni usaha kulit ketupat sejak 5 tahun belakangan.

"Saya dagang setiap mau Lebaran aja, kan ini musiman, kalau mau Lebaran banyak yang beli, kan masyarakat kalau enggak ada ketupat kurang sah Lebarannya" ujar Sabeni kepada Kompas.com di Pasar Cimanggis Tangerang Selatan, Senin (4/7/2016).

Sabeni menuturkan, dirinya mampu menjual seribu kulit ketupat yang sudah teranyam dalam satu hari.

"Sehari bisa tembus seribu ketupat yang jadi (anyaman). Kalau dipasar Cimanggis ini lumayan dibanding Pasar Ciputat sama Kebayoran, di sana sepi, di sini ramai tapi tahun ini turun, tahun kemarin sudah ramai banget H-3," papar Sabeni.

"Kalau yang anyaman Rp 600 per biji, tapi kalo yang janurnya aja Rp 300 per lembar, tergantung orang nawar aja, asal jangan Rp 100 aja, bisa KO kita," jelasnya.

Sabeni menambahkan, penjualan kulit ketupat tahun ini agak menurun dibanding tahun 2015.

"Saya dagang dari H-4 agak sepi, tapi lumayanlah tiap tahun dagang di sini mah sehari omzet bisa Rp 600.000 per seribu kulit jadi. Tahun lalu, H-3 sudah mau habis, tapi mudah-mudahan nanti malam habis," tambah Sabeni.

Sabeni menuturkan, untuk sentra kulit ketupat yang berasal dari pucuk daun pohon kelapa dirinya membeli dari Rangkas Bitung dan Malimping Banten.

"Kulitnya saya beli dari Rangkasbitung sama Malimping Banten, di sana sentranya, kan banyak pohon kelapa di sana, diambil yang muda-muda di pucuk, dibawa ke sini naik kendaraan umum, sekarang kan kereta udah enggak boleh," ungkap Sabeni.

Sabeni mengakui, usaha musiman yang dilakoninya ini adalah untuk mengisi masa libur kerja.

"Saya tinggal di Rangkas, ini isi liburan aja refreshing sambil cari duit, di sana saya kerja di perusahaan leasing motor. Habis dagang ini juga pulang lagi, habis enggak habis pulang pokoknya," pungkas Sabeni.

Sarah, pembeli kulit ketupat di Pasar Kebayoran, mengatakan, setiap tahun dirinya sudah menjadi langganan pedagang musiman kulit ketupat Lebaran.

"Kalau mau Lebaran saya ke sini (Pasar Kebayoran) beli kulit ketupat, bumbu masak untuk Lebaran, emang enak sih ada pedagang musiman kayak gini, kalau enggak, nanti susah beli di mana. Lagi juga murah, cuma Rp 500 sudah jadi, tinggal isi beras dan masak," ujar Sarah kepada Kompas.com.

"Saya belinya yang kecil sampai sedang aja, kalau kebesaran ukurannya enggak habis makannya, sudah kenyang duluan," tambah Sarah.

Sementara itu, pantauan Kompas.com di tiga titik pasar tradisional, yaitu Pasar Cimanggis Tangerang Selatan, Pasar Ciputat, dan Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan, pedagang musiman kulit ketupat sudah mulai memadati pasar tersebut.

Harga kulit ketupat bervariasi, ada yang menjual ketupat jadi seharga Rp 500 sampai Rp 700 sesuai ukuran ketupat.

Jika janurnya saja atau kulitnya saja tanpa dianyam seharga Rp 300 per lembar daun kelapa.

Kompas TV Unik, Warga Babel Perang Ketupat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com