Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-Lebaran, Harga Sayur-mayur di Pasar Induk Kramatjati Turun Signifikan

Kompas.com - 11/07/2016, 13:48 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca-hari raya Idul Fitri 2016 harga sayur-mayur di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, turun cukup signifikan.

"Harga di DKI Jakarta rata-rata hari ini turun dibanding hari kemarin 10 Juli, dan bahkan tanggal 8 dan 7 Juli turunnya lebih tinggi lagi," ujar Suwandi, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) kepada Kompas.com, Senin (11/7/2016).

Dari data yang dihimpun Kompas.com pada Senin, 11 Juli 2016, di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, harga berbagai komoditas hortikultura turun, seperti cabai merah keriting yang saat ini Rp 16.000 per kilogram atau turun Rp 6.000 dibandingkan sehari sebelumnya.

Sementara itu, cabai merah besar saat ini Rp 18.000 per kilogram atau turun Rp 7.000 dibandingkan sehari sebelumnya. Harga cabai rawit merah Rp 21.000 per kilogram, turun signifikan sebesar Rp 9.000 dibandingkan sehari sebelumnya. Cabai rawit hijau Rp 14.000 per kilogram, turun sebesar Rp 3.000 dibandingkan sehari sebelumnya.

Sedangkan komoditas bawang merah saat ini menembus harga Rp 33.000 per kilogram, turun Rp 5.000 dibandingkan sehari sebelumnya. Untuk bawang putih berbeda dengan komoditas lain harganya cenderung stabil Rp 31.000 per kilogram.

Kentang Rp 14.000 per kilogram atau turun Rp 1.000 dibandingkan sehari sebelumnya. Tomat Rp 6.000 per kilogram, turun Rp 2.000 dibandingkan sehari sebelumnya, dan kelapa kupas Rp 7.000 per butir atau turun Rp 1.500 dibandingkan sehari sebelumnya.

Sementara itu, Suwandi menuturkan penurunan harga pangan pokok terjadi oleh berbagai faktor salah satunya adalah efek psikologis dari Ramadhan dan Lebaran sudah berakhir serta demand menurun karena masih musim mudik.

Menurut Suwandi, agar harga pangan pokok pada Lebaran tahun depan menjadi lebih baik, perlu dilakukan peningkatan kualitas tata kelola pangan.

Pertama, peningkatan antisipasi dimulai dari aspek hulu. "Saat ini pun sudah dilakukan antisipasi satu musim sebelumnya secara baik sehingga pasokan cukup, ke depan kalkukasi secara detail jumlah dan jenis produk dengan pengaturan pola tanam, pemetaan sebaran detail sentra produksi, pemantauan harian panen semua pangan pokok secara online," ujarnya.

Kedua, perlu fokus perbaikan pada aspek hilir. Ini dapat dilakukan dengan memperlancar distribusi pasokan, pengelolaan sistem logistik, penanganan tata niaga, dan stabilisasi harga.

Pada aspek hilir ini fokusnya yaitu "mendekatkan" konsumen ke produsen dan sebaliknya. Caranya yakni Toko Tani Indonesia (TTI) yang sudah dibangun Kementan bergandeng bersama-sama dengan Bulog, koperasi, dan pelaku usaha lainnya untuk membeli langsung ke petani atau kelompok tani atau gabungan kelompok tani (gapoktan) dan menjual langsung ke konsumen.

Kompas TV Harga Bawang Melesat di Atas 100%
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com