JAKARTA, KOMPAS.com - Tradisi pulang kampung untuk merayakan hari besar keagamaan, atau yang biasa dikenal dengan istilah mudik berpotensi mendorong inflasi perdesaan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, hal tersebut didorong oleh banyaknya kegiatan ekonomi di perdesaan seiring dengan datangnya para penduduk kota.
"Pasti belanja dan transfer (penghasilan) ke daerah itu jalan kalau Lebaran," kata Darmin di kantornya, usai halal bihalal, Jakarta, Senin (11/7/2016).
Misalnya, kata Darmin, para pemudik pasti akan berbelanja baik dari kotanya ataupun di daerah tujuan, dan bahkan sepanjang perjalanan.
Selain itu, berkendara pribadi dengan mobil atau sepeda motor pun akan meningkatkan konsumsi bahan bakar.
Para pemudik yang membawa kendaraan pribadi kemungkinan pula akan berekreasi di kampung halaman, yang akan mendorong pariwisata.
Belum lagi, imbuh Darmin, para pemudik juga seringkali mencari buah tangan untuk dibawa kembali ke kota.
"Bahkan sebagian mungkin bukan hanya belanja, tetapi dia titip duit sama ibunya, adiknya. Itu akan membuat kegiatan di daerah meningkat," ucap mantan Gubernur Bank Indonesia itu.
Permintaan yang tinggi akan produk baik industri maupun produk lokal di perdesaan juga akan mengerek inflasi.
Lihat saja kata Darmin, harga daging sapi di Yogyakarta misalnya justru lebih mahal ketimbang di Jakarta.
Meski begitu, Darmin tidak menyebutkan berapa besar tingkat inflasi di perdesaan. Adapun inflasi Juli secara nasional juga diharapkan bisa terkendali. Sebab, puncak aktivitas Lebaran hanya berlangsung di 10 hari pertama.