NEW YORK, KOMPAS.com – Operator aplikasi pesan singkat Line bakal memecahkan rekor pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) terbesar sepanjang tahun ini di antara industri teknologi.
Perusahaan asal Jepang ini melakukan pencatatan ganda, yakni di bursa New York, AS dan Tokyo.
Mengutip CNN Money, Selasa (12/7/2016), Line mengganjar harga 3.300 yen per lembar saham, sehingga memungkinkan Line meeraup 115 yen atau 1,14 miliar dollar AS yang setara dengan sekitar Rp 14,9 triliun dan membuat valuasi perusahaan itu mencapai sekira 6 miliar dollar AS.
Line menawarkan total 35 juta lembar saham baru, masing-masing 13 juta di Jepang dan 22 juta di AS. IPO Line direncanakan dilakukan pekan ini dan merupakan pencatatan saham yang paling dinantikan oleh investor maupun analis.
Selain itu, IPO Line juga dianggap sebagai angin segar karena lesunya “musim” IPO bagi perusahaan teknologi dunia lantaran perusahaan kurang melirik perolehan dana yang bersumber dari publik.
Bagi Line, IPO merupakan harapan baru di tengah kerasnya persaingan dengan perusahaan teknologi lainnya yang menawarkan layanan pesan singkat, seperti Facebok yang menawarkan fitur Messenger, WhatsApp, dan WeChat.
Selain itu, pasar modal dunia juga masih waswas dengan dampak referendum Inggris yang memilih negara itu keluar dari Uni Eropa.
Line pertama kali muncul pada tahun 2011 silam. Wacana melantai di bursa mulai mengemuka pada tahun 2014 lalu setelah Line dengan cepat membangun model bisnis darimenjual stiker-stiker lucu yang dibeli oleh pengguna serta layanan lainnya, seperti telepon dan video call.
Selain itu, Line juga berusaha keras untuk meningkatkan penetrasinya di pasar-pasar kunci seperti Jepang, Taiwan, Thailand, dan Indonesia. Hingga akhir Maret 2016, Line memiliki setidaknya 218 juta pengguna.