Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan Jumlah Populasi Jepang Pecahkan Rekor

Kompas.com - 15/07/2016, 06:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

TOKYO, KOMPAS.com - Penurunan jumlah populasi Jepang memecahkan rekor pada tahun ini, sejak pencatatan penurunan populasi pertama kali dilakukan pada tahun 1968 silam.

Jepang saat ini merupakan negara yang "menua" paling cepat di dunia. Berdasarkan data resmi, jumlah warga Jepang yang masih hidup jatuh ke titik terendah dalam 7 tahun, dari 271,8 juta jiwa pada Januari 2016 menjadi 125,9 juta jiwa.

Jumlah populasi terbesar berada di kawasan urban seperti Tokyo dan sekitarnya, Nagoya, dan Kansai. Sementara itu, jumlah warga asing yang tinggal di Jepang dilaporkan meningkat 5,4 persen dari 111.562 menjadi 2,17 juta jiwa.

Data menarik lainnya adalah sebanyak 1,30 juta warga Jepang wafat sepanjang tahun 2016 ini, sementara yang lahir lebih rendah, yakni 1,01 juta.

Perdana Menteri Shinzo Abe telah menargetkan untuk menghentikan laju penurunan populasi yang dikhawatirkan akan berada di bawah 100 juta jiwa. Namun, langkah ini dicemaskan gagal, karena diprediksi jumlah angkatan kerja akan anjlok hingga lebih dari 40 persen pada tahun 2060.

Jumlah warga asing yang datang ke Jepang terus meningkat sejak tahun 1990an. Hal ini sejalan dengan semakin banyaknya pelajar, pekerja, dan keluarga asing yang datang dan menetap di Negeri Sakura tersebut.

"Populasi warga asing menurun sejak krisis keuangan dan gempa bumi tahun 2011," kata Yu Korekawa, peneliti senior di National Institute of Population and Social Security Research yang berpusat di Tokyo.

Populasi di 40 dari 47 prefektur dilaporkan menurun. Adapun penurunan paling tajam terjadi di kawasan pulau di utara Hokkaido, sementara peningkatan terjadi di Tokyo dan sekitarnya yang mengindikasikan banyak keluarga muda pindah ke ibukota.

Kompas TV Jokowi Hadiri Forum G-7 di Jepang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com