Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mata Uang Turki Melemah ke Titik Terendah dalam 8 Tahun, Bursa Anjlok

Kompas.com - 16/07/2016, 12:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Mata uang Turki, lira, melemah ke titik terendahnya dalam 8 tahun terhadap dollar AS. Tidak hanya itu, kudeta militer yang pecah di negara tersebut juga menyebabkan indeks bursa saham Turki anjlok.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (16/7/2016),nilai tukar mata uang lira anjlok 4,6 persen menjadi 3,0157 per dollar AS, terendah sejak tahun 2008. Sementara itu, indeks bursa saham Turki ETF melemaj 2,5 persen pada penutupan perdagangan.

"Ini adalah guncangan politik yang tidak terduga. Kesimpulan satu-satunya adalah akan ada lebih banyak gejolak politik. Sudah banyak uang mengalir ke Turki dan sekarang hanya beberapanya yang tetap di sana, kita akan melihat pelemahan mata uang," kata Jorge Mariscal, chief investment officer for emerging markets di UBS Group AG.

Sehari sebelum kudeta pecah, Turki adalah pasar saham kedua terkuat di kawasan Eropa Timur pada tahun ini dengan penguatan setidaknya 15 persen. Berada di atas Turki adalah Kazakhstan yang mengalami penguatan 20 persen.

Dari semua pasar saham yang dimonitor oleh Bloomberg, Turki memiliki performa terbaik kesembilan. Ekonomi Turki tumbuh 4,8 persen pada kuartal I 2016, sejalan dengan meningkatnya belanja.

Pelemahan lira juga berujung pada pelemahan mata uang negara berkembang lainnya. Nilai tukar mata uang rand Afrika Selatan melemah 2,4 persen dan mata uanh peso Meksiko melemah 1,4 persen.

"Turki adalah titik panas geopolitik. Pasar finansial bereaksi dengan cepat terhadap peristiwa semacam ini," ujar Timothy Ghriskey dari Solaris Asset Management LLC di New York.

Kompas TV Bom Turki Tewaskan 36 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com