JAMBI, KOMPAS.com - Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, bisa didarati pesawat superjumbo di dunia saat ini, yakni Airbus 380 (A380).
Meski banyak maskapai asing melirik keunggulan Terminal 3 ini, namun Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya Sumadi mengaku belum kepincut untuk membuka kesempatan bagi para peminat.
Menurut Budi, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), AP II tidak hanya berfikir soal bisnis. AP II juga mempertimbangkan kepentingan nasional dan perkembangan maskapai dalam negeri.
"Kita untuk Terminal 3 ini kan selalu berkolaborasi dengan Garuda Indonesia. Sementara kita dorong Garuda dulu untuk berkembang," kata Budi di sela-sela kunjungan ke Bandara Sultan Thaha, Jambi, Sabtu (16/7/2016).
Budi mengatakan, kapasitas angkut penumpang yang sangat besar oleh A380, yakni mencapai lebih dari 800 seats bisa jadi malah merusak tarif penerbangan.
Pesawat dengan daya angkut lebih banyak disebut bisa membuat tarif penerbangan menjadi lebih murah. Padahal, hingga kini, belum ada maskapai nasional yang mengoperasikan pesawat A380. Sementara, sudah ada beberapa maskapai asing yang menggunakan A380, seperti Emirates Airlines, Singapore Airlines, dan Qantas Airways.
"Memang bisa lebih murah tarifnya, tapi itu juga tergantung load factor. Jadi tidak serta-merta," kata Budi.