Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Dana Repatriasi, Pemerintah Undang Bank, Sekuritas, dan Manager Investasi

Kompas.com - 18/07/2016, 15:10 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna membahas pengelolaan dana repatriasi, pemerintah akan mengundang 19 bank, 18 manager investasi, dan 19perusahaan sekuritas. "Mereka akan ditunjuk jadi gateway instrumen investasi, ada 19 bank, 18 manajer investasi (MI), dan 19 perusahaan sekuritas," ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio di Gedung BEI, Jakarta, Senin (18/7/2016).

Tito mengatakan, broker, manager investasi, dan perbankan yang diundang oleh Kementerian Keuangan, semuanya merupakan perusahaan besar domestik dan asing. "Ada asingnya, ada 19 nama (broker), dan kriterianya memang dipilih," ucap Tito.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat menambahkan, perusahaan yang diundang bisa saja tidak menerima keputusan untuk menampung dana repatriasi program pengampunan pajak (tax amnesty). Jadi,  jumlah tersebut di atas, bisa saja berkurang pada hasil keputusan terakhir nanti. "Bisa saja diterima atau tidak, jadi bisa berkurang dari target," tutur Samsul.

Adapun nama-nama broker, manajer investasi, dan perbankan yang diundang pemerintah terkait program pengampunan pajak  adalah sebagai berikut: A. Broker: 1. PT Sinarmas Sekuritas. 2. PT Panin Sekuritas. 3. PT CLSA Indonesia. 4. PT Mandiri Sekuritas. 5. PT CIMB Securities Indonesia. 6. PT ?Trimegah Securities Tbk. 7. PT RHB Securities Indonesia. 8. PT Daewoo Securities Indonesia. 9. PT Bahana Securities. 10. PT Indo Premier Securities. 11. PT UOB Kay Hian Securities. 12. PT BNI Securities. 13. PT Sucorinvest Central Gani. 14. PT Danpac Sekuritas. 15. PT Panca Global Securities Tbk. 16. PT MNC Securities. 17. PT Pacific Capital. ?18. PT Mega Capital Indonesia. 19. PT Pratama Capital Indonesia.

B. Manajer Investasi 1. Schroeder Investment Management Indonesia. 2. Eastspring Investments Indonesia. 3. Manulife Aset Manajemen Indonesia. 4. Bahana TCW Investment Management. 5. Mandiri Manajemen Investasi. 6. BNP Paribas Investments Partners. 7. Batavia Prosperindo Aset Manajemen. 8. Danareksa Investment Management. 9. BNI Asset Management. 10. Panin Asset Management. 11. Ashmore Asset Management Indonesia. 12. Sinarmas Asset Management. 13. Trimegah Asset Management. 14. Syailendra Capital. 15. PNM Investment Management. 16. Ciptadana Asset Management. 17. Bowsprit Asset Management. 18. Indosurya Asset Managemen.

C. Bank 1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). 2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) ?Tbk (BBRI). 3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). 4. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). 5. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN). 6. PT Bank Permata Tbk (BNLI). 7. PT Maybank Indonesia Tbk. 8. PT Bank Pan Indonesia Tbk. 9. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). ?10. PT Bank UOB Indonesia. 11. Citibank, NA. 12. The Hongkong & Shanghai Bank Corp. 13. Bank DBS Indonesia. 14. Standard Chartered Bank. 15. Deutsche Bank AG. 16. PT Bank Mega Tbk (MEGA). 17. PT Bank BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR). 18. PT Bank Bukopin Tbk. 19. PT Bank Syariah Mandiri.

Menurut Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan, kriteria broker tersebut didapatkan dari pembahasan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Keuangan. Selain MKBD, kriteria broker harus tidak pernah terkena suspensi, dan laba usahanya pun harus dilihat. "Ada beberapa kriteria, MKBD minimal Rp 75 miliar, laba usaha juga dilihat, kemudian tidak pernah kena suspensi," pungkas Nicky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com