Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek "Geothermal" Gunung Ungaran Kembali Temui Titik Terang

Kompas.com - 21/07/2016, 05:04 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Sempat dikabarkan mangkrak, proyek geothermal gunung Ungaran atau Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Gunung Ungaran akan kembali berjalan.

PT Giri Indonesia Sejahtera (GIS) selaku pemegang izin eksplorasi mendapatkan perpanjangan izin sampai Oktober 2017. Kesempatan itu digunakan oleh PT GIS dengan menggandeng mitra untuk memperkuat kapital.

"Informasi yang kita terima, PT GIS pakai izin lama tetapi permodalannya ditambah dengan hadirnya mitra kerja," ungkap Kepala DPU Kabupaten Semarang, Totit Oktoriyanto, Rabu (20/7/2016). 

Mitra kerja yang dimaksud, menurutnya, bukan dari PT Pertamina, salah satu perusahaan yang sempat disebut Kementerian ESDM dalam skema cadangan. Kendati demikian, perkembangan dilapangan sejauh ini kata Totit, belum ada aktivitas pembangunan pembangkit.

Namun diakui baru-baru ini, pihak PT GIS memang sudah datang ke Pemkab Semarang untuk melakukan koordinasi. "Penjajakan persiapan eksplorasi sudah. Termasuk melihat lokasi dan survei akses jalan," ujarnya.

Survei dan kajian sebelum membangun PLTPB, lanjutnya, dibutuhkan dalam rangka meminimalisir kerugian. Mengingat investasi yang ditanamkan tidak sedikit.

Sebagaimana diketahui, potensi geothermal  Gunung Ungaran yang dikenal dengan panas bumi Gedong Songo memang dianggap besar. Tidak hanya itu, DPU Kabupaten Semarang juga merilis data bila potensi panas bumi di Gunung Telomoyo juga besar. 

Namun jika dibandingkan potensinya masih kalah besar dengan potensi di Gunung Ungaran.

Keuntungan

Apabila berhasil mengembangkan PLTPB, pemerintah setempat akan memperoleh tiga keuntungan.

Diantaranya bakal mendapat bagi hasil. Dengan rincian pusat 20 persen, 80 persen daerah. 32 persen keuntungan untuk kabupaten/kota penghasil, sisanya untuk daerah sekitar penghasil.

Keuntungan selanjutnya, apabila suatu tempat ada pembangkit listrik maka nantinya akan muncul sentra ekonomi di sekelilingnya.

“Paling tidak membuat satu sumur dahulu, karena satu sumur saja nominal investasinya mencapai Rp 6 triliun,” tandasnya.

Sebelumnya, Bupati Semarang, Mundjirin menyayangkan pembangungan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Gunung Ungaran hingga saat ini belum ada perkembangan.

Menurut Mundjirin, dirinya sangat yakin bila PT GIS selaku investor pemenang lelang proyek tersebut serius sejak awal, saat ini eksplorasi panas bumi sudah berjalan.

Juga diberitakan sebelumnya, PT GIS selaku pelaksana proyek PPLTPB Gunung Ungaran mendapatkan peringatan pertama dari Kementerian ESDM, karena dinilai lambat melakukan percepatan kegiatan eksplorasi.

Padahal untuk mengejar target commercial operation (COD) tahun 2022, paling lambat tahun 2017 sudah harus dilakukan eksplorasi.

Kompas TV Semburan Diduga Akibat Eksplorasi Panas Bumi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com